HADITS DHA'IF DZIKIR PAGI DAN PETANG

on Minggu, 10 Januari 2016
 بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

حَسْبِيَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ

                 "Allahlah yang mencukupi (segala apa yang kubutuhkan), tidak ada  Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Dia, kepada-Nyalah aku bertawakkal. Dialah Rabb yang menguasai ‘Arsy yang agung". [83]

[83] HR. Abu Dawud (no. 5081) secara mauquf dari Abu Darda rodhiyallahu 'anhu, dan Ibnu Sunni meriwayatkan secara marfu' dalam 'Amalul Yaum wal Lailah (no. 71).
Hadits ini dha'if baik yang diriwayatkan secara marfu' maupun mauquf. Syaikh al-Albani berkata: "Hadits ini munkar".
Lihat Silsilah Ahadits adh-Dha'ifah (no. 5286)


                 مَنْ صَلَّى عَلَيَّ حِيْنَ يُصْبِحُ عَشْرًا وَحِيْنَ يُمْسِيْ عَشْرًا: أَدْرَكَتْهُ شَفَاعَتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

                "Barangsiapa yang berselawat kepadaku ketika pagi 10 kali dan ketika sore 10 kali dia akan memperoleh syafaatku pada Hari Kiamat". [84]

 [84] HR. Imam ath-Thabrani. Hadis ini dha’if kerana sanadnya munqathi’ (terputus). Sebab, Khalid bin Ma’dan tidak mendengar hadis ini dari Abu Darda’rodhiyallahu 'anhu. Imam Ahmad menyatakan: “Khalid tidak mendengar dari Abu Darda’.” Lihat Tahdzibut Tahdzib (3/102-103 (no.222) dan Silsilah Ahadits al-Dha’ifah (no.5788).

     أَصْبَحْنَا وَ أَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ رَبَّ الْعَالِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذَا الْيَوْمِ: فَتْحَهُ، وَنَصْرَهُ، وَنُوْرَهُ، وَبَرَكَتَهُ، وَهُدَاهُ، وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْهِ وَ شَرِّ مَا بَعْدَهُ.

                Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, Rabb seru sekalian alam. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu supaya memperoleh kebaikan, membuka (rahmat), pertolongan, cahaya, berkah dan petunjuk di hari ini. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan apa-apa yang berada di dalamnya dan dari kejahatan sesudahnya. [85]

[85] HR. Abu Daud (no.5084) dan ath-Thabrani dalam Mu'jamul Kabiir (III/no.3453). Hadis ini dha’if kerana dua cacat dalam sanadnya. Pertama, ada seorang perawi yang bernama Muhammad bin Isma’il bin Ayyasy. Dia tidak pernah mendengar hadits (riwayat) dari ayahnya. Dan hadis ini dia riwayatkan dari ayahnya itu.
Kedua, sanadnya munqathi' (terputus) di antara Syuraih bin Ubaid dan Abu Malik. Sedangkan Syuraih tidak mendengar hadits ini darinya (Abu Malik). Imam Abu Hatim ar-Razi berkata dalam al-Marasil (hlm.90): "Syuraih bin Ubaid dari Abu Malik, haditsnya mursal".
Lihat Al-Jarh wa Ta'dil (VII/189-190), Tahdzibul Kamal (XXIV/5067), Tahdzibut Tahdzib (IX/51-52), dan Silsilah Ahadits adh-Dha'ifah (no. 5606)

     اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَصْبَحْتُ أُشْهِدُكَ وَأُشْهِدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ، وَمَلاَئِكَتَكَ وَجَمِيْعَ خَلْقِكَ، أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ .

                Ya Allah, sungguh pada pagi ini aku mempersaksikan Engkau, Malaikat yang memikul ‘Arsy-Mu, para Malaikat-Mu, dan seluruh makhluk-Mu, bahawasannyaEngkaulah Allah, tiada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Mu dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Mu. [86]

[86] HR. Abu Daud (no.5069), al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad (no.1201), al-Nasa’i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah (no.9) serta Ibnu Sunni (no.70). Hadis ini dha’if kerana dua cacat dalam sanadnya: Pertama, terdapat perawi yang tidak dikenal bernama ‘Abdurrahman bin ‘Abdul Majid.
Kedua, para ulama hadits ragu apakah Makhul mendengar hadis dari Anas bin Malik atau tidak? Jika ia mendengar maka cacat hadis ini adalah ‘an’anahnya Makhul. Ibnu Hibban berkata: “Kemungkinan dia berbuat tadlis.” Lihat Mizanul I’tidal 2/577 (no.4913)  Taqribut Tahdzib (no.3948) dan Silsilah adh-Dha'ifah (no. 1041).


                  اَللَّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِيْ مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَمِنْكَ وَحْدَكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ، فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ. 

                  Ya Allah, segala nikmat yang kuterima atau diterima seluruh makhluk-Mu pada pagi ini adalah dari-Mu. Maha Esa Engkau, tiada sekutu bagi-Mu. Bagi-Mu segala pujian dan kepada-Mu panjatan syukur (dari seluruh makhluk-Mu)." [87]

[87] HR. Abu Daud (no.5073), al-Nasa’i --- ‘Amalul Yaum wal Lailah (no. 7), Ibnu Sunni (no.41), dan Ibnu Hibban --- Muwariduzh Zham-an (no.2361). Hadis ini dha’if kerana dalam sanadnya ada perawi yang majhul (yang tidak dikenal) yang bernama ‘Abdullah bin Anbash. Adz-Dzahabi berkata: “Keadaannya tidak dapat diketahui.” Lihat Mizanul I’tidal (2/469), Takhrij al-Kalimut Thayyib (hlm.73), Dha’if Mawariduzh Zham-an (no.301).

 /Dikutip dari Buku Dzikir Pagi dan Petang
Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Tulisan arab dari https://www.facebook.com/notes/mohd-hairi-nonchi/zikir-pagi-petang-yang-dhaif/152738941419038/

Sebaik-baik Amal adalah Shalat

on Selasa, 05 Januari 2016
 بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

1. Salat Mencegah dari Perbuatan Keji

"Bacalah kitab Al-Quran yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji & munkar. Dan ketahuilah, mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. QS. Al-Ankabut: 45

2. Shalat adalah Sebaik-baik Amal Setelah Syahadatain (2 Kalimat Syahadat)

"Amalan apakah yang paling dicintai Allah? Rosulullah menjawab: Mengerjakan shalat pada waktunya, kemudian apa? Kemudian berbakti kepada orang tua, kemudian apa? Beliau menjawab: kemudian berjihad dijalan Allah". Shahih Al-Bukhari (no. 527) dan Muslim (no. 58(139)).

3. Shalat Dapat Mencuci dan Membersihkan Kesalahan-kesalahan

"Perumpamaan shalat 5 waktu itu seperti sungai yang mengalir dan penuh air didepan pintu salah seseorang diantara kalian. Dia selalu mandi disungai itu 5x sehari". Shahih; HR. Muslim (bo. 668)

4. Shalat Dapat Menghapuskan Dosa-dosa Kecil

"Shalat 5 waktu, haru Jumat ke Jumat berikutnya, dan bulan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya dapat menghapus berbagai kesalahan (dosa kecil) yang terjadi diantara semuanya jika ia menjauhi dosa-dosa besar". Shahih; HR. Muslim (no. 233 (16))

5. Shalat Menjadi Cahaya Bagi Pelakunya, Baik di Dunia Maupun di Akhirat

".... Dan shalat itu adalah cahaya...." Shahih; HR. Muslim (no. 233), Ahmad (v/342,343), At-Tirmidzi (no. 3517), An-Nasai (v/8-8), Ibnu Majah (no. 280), Ad-Darimi (1/167), dan selainnya

"Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan kaki ke masjid-masjid dikegelapan malam dengan cahaya (nuur) yang sempurna pada hari kiamat". Shahih; HR. Abu Dawud (no. 561) dan At-Tirmidzi (no. 233)

6. Dengan Shalat Allah akan Meninggikan Derajat dan Menghapus Kesalahan

"Engkau harus memperbanyak sujud (shalat), sesungguhnya engkau tidak bersujud sekali saja kepada Allah, kecuali dengan sujud itu Allah akan mengangkatmu satu derajat dan menghapuskan satu kesalahan darimu". Shahih; HR . Muslim (no. 488 (255))

7. Shalat Menjadi Salah Satu Sebab Masuk Surga Sekaligus Menjadi Teman Nabi Shallallahu 'alahi wa sallam Didalamnya

"Bantulah aku untuk mengabulkan permintaanmu dengan banyak bersujud". Shahih; HR. Muslim (no. 489)

8. Berjalan Menuju Tempat Shalat (Masjid) Akan Dicatat Baginya Kebaikan-kebaikan , Ditinggikan Beberapa Derajat dan Dihapuskan Kesalahan-kesalahan

"Barang siapa bersuci di rumahnya kemudian berangkat ke rumah Allah (masjid) untuk menunaikan salah satu kewajiban yang diperintahkan Allah maka salah satu dari tiap-tiap dua langkahnya akan menghapuskan kesalahan dan yang lainnya akan meninggikan derajat". Shahih; HR. Muslim (666)

9. Akan Disediakan Jamuan Di Surga Setiap Kali Seseorang Muslim Berangkat ke Masjid untuk Menunaikan Shalat Baik Pagi Maupun Sore Hari

"Barang siapa berangkat ke masjid pada pagi/sore hari, maka Allah menyediakan baginya jamuan di surga, setiap kali datang pada pagi/sore hari". Mutafaq Alaih: HR. Bukhari (no. 662) dan Muslim (no. 669) dan Abu Hurairah

10. Pahala Orang yang Berangkat Menunaikan Shalat Sama Seperti Orang yang Berhaji dan Berihram

"Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk mengerjakan shalat wajib maka pahalanya adalah seperti pahala orang yang mennunaikan ibadag haji dan ihram...". Shahih; Abu Dawud (no. 558)

11. Barangsiapa Berangkat ke Masjid, Lalu Ia Mendapati Orang-orang Telah Selesai Mengerjakan Shalat Bermaah, Maka Baginya Pahala Orang yang Shalat Berjamaah

"Barangsiapa yang wudhu lalu membaguskan wudhunya, kemudian menuju Masjid tapi ia dapati orang-orang telah shalat, maka Allah memberinya pahala orang yang shalat dan menghadirinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun". Shahih; HR. Abu Dawud (no.564) dan An-Nasai (11/111)



1. Orang yang Menyia-nyiakan Shalat Diancam Mendapat Kerugian & Kejelekan Dihari Kiamat

"Maka datanglah kepada mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka itu akan menemui kesesatan". (QS. Maryam: 59)

2. Orang yang Meninggalkan Shalat Diancam Tidak Bisa Sujud Disaat Manusia Bersujud Dihadapan Allah Dihari Kiamat

"Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud, maka mereka tidak kuasa (dalam keadaan) pandangan mereka tertunduk kebawah, lagi mereka diliputi kehinaan. Dan sesunguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud waktu merka sehat (tetapi mereka tidak melakukannya..". (QS. Al-Qalam: 42-43)

3. Orang yang Menyia-nyiakan Shalat Diancam dengan Mendapat Gelar Sebagai Orang-orang Musyik

"Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertawaqallah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah". (QS. Ar-Ruum: 31)

4. Orang yang Meninggalkan Shalat Akan Diancam denga Neraka Saqar

"Apakah yang memasukkan kamu kedalam saqar (neraka)? Mereka menjawab: "Kami dahulu (di dunia) tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat". (QS. Al-Muddatsir: 42-43)

Orang yang meninggalkan shalat telah berbuat dosa besar yang paling besar, lebih besar dosanya disisi Allah daripada membunuh jiwa, mengambil harta orang lain, lebih besar dosanya dari dosa zina, mencuri dan meminum khamr. Orang yang meninggalkan shalat akan mendapat hukuman dan kemurkaan Allah di dunia dan di akhirat. (Lihat kitab Ash-Shalaah wa Hukmu Taarikiha (hlm. 29) karya Imam Ibnul Qayyim)

Bahkan orang yang meninggalkan shalat lebih jelek daripada pencuri, pezina, peminum khamr dan penghisap ganja. (Majmuu' Fataawaa (XXII/50))


/Dikutip dari Buku Sebaik-baiknya Amal
Adalah Shalat karya
Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawaz

7 TIPS MOVE ON

     بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

     Move on yang dimaksud disini bukan hanya move on dari orang yang kita cintai. Tapi juga move on dari karir, bisnis, dan pendidikan (dimohon untuk tidak disalah artikan). Jika anda ingin move on, janganlah memperlihatkan kepada umum bahwa anda sedang galau. Seperti poto profil Facebook yang asal-asalan atau status yang 'ngegalau banget'. Itu malah akan menutup kesempatan anda untuk move on dan mendapatkan yang lebih baik karena kesempatan tersebut telah tau bahwa anda itu tidak baik.

     Move on itu bertujuan untuk mencari yang 'lebih baik'. Jadi, kita tidak boleh asal-asalan mencari pengganti hanya karena ingin cepat-cepat move on. Move on itu sangat beresiko, bisa saja kita akan mendapatkan sesuatu yang kualitasnya jauh dibawahnya atau dibawah anda dan anda terima hanya karena anda ingin move on.

7 TIPS MOVE ON

1. Cobalah untuk beraktifitas. Rasakan betapa indahnya hidup.
2. Kegagalan telah memberikan pelajaran terbaik supaya bisa move on dari perbuatan buruk.
3. Tingkatkan kualitas anda.
4. Memaafkan akan menyelesaikan masalah.
5. Bayangkan kesuksesan hidupmu.
6. Jadikan dirimu lebih dewasa.
7. Pengalaman adalah guru terbaik.

#FathanMagazine #actlikeapro #oshan2015

TANDA-TANDA CINTA ALLAH

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 

Tiada asap tanpa api, begitu pula dengan cinta. Cinta pun memiliki tanda-tanda, termasuk cinta kepada Allah. Berikut ini beberapa ayat yang menjelaskan tanda-tanda kecintaan kepada Allah.
Di antaranya adalah firman Allah,

“Katakanlah, “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Ali ‘Imran: 31]

                Ayat ini menjelaskan bahwa tanda kecintaan seorang hamba kepada Allah dengan mengkuti Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa sallam dalam segala tuntunan dan syariat yang beliau bawa, secara zhahir maupun bathin.
Selanjutnya, firman Allah Ta’ala,

                “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kalian yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah-lembut terhadap orang-orang mukmin, dan bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yeng berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha lua (pemberian-Nya), lagi Maha Megetahui.” [Al-Maidah: 54]

Dalam ayat ini terdapat empat tanda kecintaan hamba kepada Allah:

Pertama, dia akan berlemah lembut kepada sesama muslim.

Kedua, dia bersikap keras dan benci kepada orang-orang kafir.

Ketiga, dia berjihad di jalan Allah dengan segala kemampuannya, baik dengan harta, lisan, badan maupun hatinya.

Keempat, dia tidak takut terhadap celaan manusia dalam  menjalankan perintah-perintah Allah ‘Azza wa Jallah.

                Selain itu, diantara tanda kecintaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah mendahulukan Allah dan Rasul-Nya diatas segala perkara. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman.
“Katakanlah, “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat-tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan-Nya,” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.: [At-Taubah: 24]


                Dari tanda kecintaan hamba kepada Allah adalah benci kepada apa yang dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya. 


#FathanMagazine #actlikeapro #oshan2015

HIJRAH-ku

on Senin, 04 Januari 2016
Aku memang tak sebaik yang kau katakan
Aku memang tak secantik yang kau pandang
Pakaian ku memang tak sebagus pakaian yang kau gunakan
Dan aku memang bukan muslimah yang begitu ahli dibidang dakwah.
.
Tapi, aku juga tak seburuk yang kau pikirkan
Aku hanya muslimah biasa yang sedang berhijrah.
Jangan kau hakimi hijrah ku ini.
Jangan kau hujat aku karena satu kesalahan
Karena aku muslimah yang tak jauh dari khilaf, dosa, dan kesalahan .
.
Kau tak pernah tau saat aku berjuang untuk memperbaiki diri ini.
Aku mengemis dalam doaku,
Agar hijrahku Ridho di hadapanNya.
Dan sebuah air mata dalam penyesalan.
Berhijrah tak semudah seperti kau membalikkan telapak tangan .
.
Tak semudah saat kau hakimi aku.
Karena hijrah adalah suatu proses perubahan kearah yang lebih baik.
.
Hargailah hijrahku......
.
‪#‎beraniberhijrah‬ 

THE REAL OF CINTA

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 

Mencermati perjalanan kata “cinta” di tengah manusia adalah suatu hal yang mengherankan bagi pengelana negri akhirat. Dalam kehidupan ini, banyak orang rela untuk berkorban bagi siapa yang dia cintai, tidak peduli dengan rintangan yang harus dihadapi guna membuat yang dia cintai tenang dan bahagia. Betapa dia memberikan perhatian ke[ada kecintaannya dan berusaha untuk memenuhi segala kebutuhannya. Terasa hatinya gundah gulana tatkala yang dicintainya dirundung duka dan kesedihan. Atau amatlah besar kepedihan hati dan kesengsaraan tatkala dia mendapatkan dari yang dia cintai ada yang selain dari apa yang dia harapkan.

Memang merupakan tabiat manusia untuk mencintai siapa yang berbuat baik kepadanya, atau paling tidak membalas budi kepadanya, dan ini adalah dasar pokok tumbuhnya cinta pada sebagian manusia kepada sebagian lainnya. Namun, bukanlah segala nikmat dan kebaikan yang dia dapatkan dari orang yang dicintainya adalah berasal dari Allah?

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kalian, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kalian ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nyalah kalian meminta pertolongan.” [An-Nahl: 53]
Adakah suatu nikmat yang dia berikan kepada orang yang dia cintai tidak berasal dari Allah ‘Azza wa Jalla, sedang dia mengetahui bahwa hanya milik Allah-lah segala yang di langit dan di bumi?
Inilah letak keheranan sekaligus renungan pelajaran dalam samudra kehidupan yang penuh dengan cobaan dan godaan ini.

Kecintaan kepada Allah adalah kenikmatan jiwa, kehidupan ruh, kegembiraan diri, energy hati , cahaya akal, penyejuk mata dan kemakmuran batin. Tiada hal yang yang lebih nikmat dan lebih sejuk bagi hati yang sehat, jiwa yang baik, dan akal yang jernih dari kecintaan kepada Allah, rindu untuk beribadah kepada-Nya dan berjumpa dengan-Nya.

Kecintaan kepada Allah ialah ruh kehidupan, siapa yang luput darinya maka tergolong ke dalam bangkai-bangkai yang berjalan. Ia adalah cahaya, siapa yang tidak berbekal dengannya maka dia akan berada dalam lautan kegelapan. Ia adalah penyembuh, siapa yang tidak memilikinya maka hatinya akan terjangkit oleh seluruh penyakit. Dan ia adalah kelezatan, siapa yang tidak menemukannya maka hidupnya hanya sekedar gundah gulana dan kepedihan.

Kecintaan kepada Allah inilah yang mengantarkan hamba kepada negri yang hanya didapat dicapai setelah menjalani berbagai rintangan dan kesulitan. Dan dengan cinta inilah, seorang hamba meraih kedudukan dan derajat yang didambakan oleh setiap hamba yang shalih.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


“Ada tiga perkara, yang barangsiapa perkara-perkara tersebut terdapat padanya, maka dia akan merasakan kelezatan iman, (yaitu) hendaknya Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai dari selain keduanya , hendaknya dia cinta kepada seseorang, tidaklah dia mencintainya kecuali karena Allah dan hendaknya dia benci untuk kembali kepada kekafiran sebagaimana dia benci untuk dilemparkan ke dalam neraka.” 

#FathanMagazine #actlikeapro #oshan2015

TAUHID

on Kamis, 15 Oktober 2015
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Bab. 1
Hakikat dan Kedudukan

Tauhid adalah keyakinan tentang keesaan Allah Ta'ala didalam Rububiyyah-Nya dan mengikhlaskan ibadah hanya kepada-Nya serta menetapkan nama-nama dan sifat-sifat-Nya yang sempurna.

Macam-macan Tauhid:

1. Tauhid Rububiyyah
Tauhid Rububiyyah artinya adalah keyakinan tentang keesaan Allah Ta'ala dalam perbuatan-perbuatan-Nya. (maksudnya: Hanya Allah Ta'ala sendiri yang menciptakan segala sesuatu), mencipta, memberi rezeki, mengatur alam semesta, menghidupkan dan mematikan dan sebagainya.

2. Tauhid Uluhiyyah (ibadah)
Tauhid Uluhiyyah artinya adalah mengesakan Allah Ta'ala dalam tujuan perbuatan-perbuatan hamba yang dilakukan dalam rangka taqorrub (mendekatkan diri kepada Allah) dan beribadah. Contohnya bernadzar, berdoa, bertawaqal, bertaubat dan lain-lain.

3. Tauhid Asma wa Sifat
Tauhid Asma wa Sifat artinya adalah keyakinan tentang keesaan Allah Ta'ala dalam nama-nama dan sifat-sifat-Nya yang terdapat dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Disertai dengan mengimani makna-makna dan hukum-hukumya (konsekuensi-konsekuensinya).

Kedudukan Tauhid:

1. Hakikat penciptaan jin dan manusia. Surah Adz-dzariat:56
2. Hakikat diutusnya para Rasul. Surah An-Nahl:36
3. Tauhid merupakan kewajiban pertama manusia dewasa lagi berakal
4. Pelanggaran Tauhid (syirik) adalah keharaman yang terbesar
5. Materi dakwah yang harus diserukan pertama kali

Bab. 2
Keistimewaan Ahli Tauhid

Jaminan Allah Ta'ala untuk orang yang mentauhidkan-Nya

1. Ahli Tauhid akan mendapatkan keamanan dan hidayah (Al-An'am: 82). Yang dimaksud dengan orang-orang beriman adalah Ahli Tauhid dan yang dimaksud dengan kedzaliman adalah kesyikan.

Keamanan Di Dunia dan Di Akhirat
- Keamanan di dunia : Ketenangan jiwa dan terbebas dari rasa takut (yang keliru) dan rasa sedih.
- Keamanan di akhirat : Terhindar dari azab dan siksa sejak dari alam kubur sampai hari berbangkit.

Hidayah
- Hidayah di dunia berupa ilmu yang bermanfaat dan amal shalih
- Hidayah di akhirat berupa kemudahan jalan menuju surga

2. Ahli Tauhid akan mendapatkan kehidupan yang baik di dunia dan diterima amal-amalnya di akhirat. Surah An-Nahl: 97.
Amalah shalih : ikhlas dan sesuai dengan syariat

3. Ahli Tauhid pasti akan masuk surga

4. Ahli Tuhid terbebas dari azab dan api neraka.
- Bebas yang berarti tidak masuk neraka sama sekali.
- Bebas yang berarti keluar dari neraka setelah memasukinya terlebih dahulu
- Berdosa tapi diampuni

Ada 3 kemungkinan yang akan dihadapi Ahli Tauhid di akhirat kelak

1. Menghadap Allah Ta'ala dalam keadaan bersih dari seluruh dosa. Maka ia akan masuk surga langsung tanpa hisab.

2. Menghadap Allah Ta'ala dalam keadaan membawa dosa-dosa tetapi Allah Ta'ala mengampuninya, maka ia langsung masuk surga.

3. Menghadap Allah Ta'ala dalam keadaan membawa dosa-dosa tapi Allah Ta'ala tidak mengampuninya, maka akan di adzab sesuai dengan kadar dosanya, kemudian dikeluarkan dan dimasukkan kedalam surga.

4. Bobot timbangan tauhid mengalahkan bobot timbangan 7 langit dan 7 bumi beserta isinya selain Allah Ta'ala.

5. Ahli Tauhid bisa diampuni seluruh dosanya. Meskipun ia membawa dosa sejagad raya dan ia tidak menyekutukan Allah Ta'ala.

Pengelompokkan Ahli Tauhid
1. Ahli Tauhid yang tauhidnya sempurna, terbebas dari syirik, bid'ah dan maksiat. Maka ia masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.

2. Ahli Tauhid yang amal shalihnya tercampuri dengan sebagian amal jelek. Maka kelompok ini ada 3 golongan:

a.) Pelakunya benar-benar bertaubat dari kemaksiatan. Maka Allah Ta'ala menerima taubatnya dan langsung dimasukkan kedalam surga.

b.) Pelakunya belum bertaubat dari dosa besar. Maka Allah Ta'ala menghendaki sebagian dari mereka untuk diampuni sehingga langsung masuk surga.

c.) Pelakunya belum bertaubat dari dosa besar, kemudian dosanya ditimbang dengan amal shalihnya dan ternyata timbangan amal shalihnya lebih berat maka dia juga akan masuk surga

3. Ahli Tauhid yang tidak memiliki amal shalih kecuali hanya sahnya tauhid dan dia memiliki banyak amal jelek. Maka kelompok ini ada 2 golongan:

a.) Orang yang timbangan tauhidnya sangat berat/ berbobot sehingga mampu mengalahkan seluruh timbangan dosanya, maka dia langsung masuk surga seperti yang disebutkan dalam hadits bithoqoh.

b.) Orang yang tauhidnya lemah sehingga tidak mampu mengalahkan timbangan dosa-dosa tersebut, maka ia masuk neraka terlebih dahulu dan juga pendosa besar yang tidak diampuni oleh Allah Ta'ala sesuai dengan kadar dosanya.

Bab 3
Barangsiapa Mengamalkan Tauhid Dengan Semurni-murninya, 
Pasti Masuk Surga Tanpa Hisab

Memurnikan tauhid adalah membersihkan tauhid dari noda-noda syirik, bid'ah dan maksiat dengan berbagai bentuk. Banyak atau sedikit. Besar atau kecil. Termasuk tindakkan minimal.
Tindakkan tertingginya adalah dengan meninggalkan sesuatu yang mubah, karna tidak bermanfaat, dan ia khawatir akan terhalang dari kenikmatan di akhirat yang lebih berharga.

3 Syarat agar Tauhid Kita Sempurna atau Bersih

- Menuntut ilmu, memiliki ilmu yang sempurna
- Meyakini kebenaran tauhid yang ia ketahui
- Mengamalkan ajaran tauhid dengan penuh ketawadhukan atau ketundukkan

   Syirik adalah mensejajarkan Allah Ta'ala dengan selainnya dalam hal-hal yang merupakan kekhususan Allah Ta'ala. Kekhususan Allah Ta'alah itu adalah rububiyyah, uluhiyyah dan asma wa sifat.
   Oleh karena itu, syirik terbagi  menjadi 3 kekhususan, yaitu:

1. Syirik dalam rububiyyah. Yaitu meyakini adanya kepemilikan rububiyyah pada makhluk.

2. Syirik dalam hal uluhiyyah. Yaitu mempersembahkan kepaada makhluk dari berbagai macam ibadah. Seperti shalat, puasa, bernadzar, kurban, dan lain-lain. Syirik inilah yang lazim dikenal dengan syirik.

3. Syirik dalam asma wa sifat. Yaitu mensifati makhluk dengan nama dan sifat yang merupakan kekhususan Allah Ta'ala atau menolaknya.

Bahaya Syirik

1. Merupakan kedzoliman yang besar. Surah Al-Luqman: 13

2. Allah tidak akan mengampuni dosa syiri. An- Nisa: 48 dan 116

3. Pelaku syirik haram masuk surga dan kekal di neraka,

4. Syirik menghapuskan seluruh amal. Surah Al-An'am: 88

5. Pelaku syirik halal harta dan darahnya (yang dilakukan oleh pemerintah). Surah At-Taubah: 15

6. Syirik merupakan dosa besar yang paling besar

Syirik di Tinjau dari Nampak atau Tidaknya

- Jali (Jelas) : berupa ucapan dan perbuatan
- Khofi (Tersembunyi) : Berupa niat dan keyakinan

contoh:
1. Riya termasuk syirik kecil, syirik khofi
2. Berdoa kepada selain Allah Ta'ala termasuk syirik besar, syirik jali

Kenapa kita harus takut terjerumus dalam kesyirikkan?
Jawabannya: Karena takut tererumus dalam kesyirikkan/ perbuatan syirik itu adalah sifatnya orang-orang yang bersih/murni tauhidnya.

Buah yang didapatkan:
1. Mempelajari tauhid terperinci/detail dengan sungguh-sungguh agar dapat mempraktikkannya dan merealisasikannya.

2. Mempelajari syirik secara rinci dengan sungguh-sungguh agar dapat menjauhinya.

3. Senantiasa bersegera dalam bertaubat jika berdosa. Karena dosa-dosa kecil akan membawa kepada kesyirikan.

4. Giat mendakwahkan tauhid kepada orang-orang yang ada disekitar kita sehingga tidak akan menjadi ancaman bagi tauhidnya

5. Dia akan hijrah ketempat yang bersih/ sedikit fenomena kesyirikkannya.