حَسْبِيَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ
"Allahlah yang mencukupi (segala apa yang kubutuhkan), tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Dia, kepada-Nyalah aku bertawakkal. Dialah Rabb yang menguasai ‘Arsy yang agung". [83]
[83] HR. Abu Dawud (no. 5081) secara mauquf dari Abu Darda rodhiyallahu 'anhu, dan Ibnu Sunni meriwayatkan secara marfu' dalam 'Amalul Yaum wal Lailah (no. 71).
Hadits ini dha'if baik yang diriwayatkan secara marfu' maupun mauquf. Syaikh al-Albani berkata: "Hadits ini munkar".
Lihat Silsilah Ahadits adh-Dha'ifah (no. 5286)
مَنْ
صَلَّى عَلَيَّ حِيْنَ يُصْبِحُ عَشْرًا وَحِيْنَ يُمْسِيْ عَشْرًا:
أَدْرَكَتْهُ شَفَاعَتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
"Barangsiapa yang berselawat kepadaku ketika pagi 10 kali dan ketika sore 10 kali dia akan memperoleh syafaatku pada Hari Kiamat". [84]
[84] HR. Imam ath-Thabrani. Hadis ini dha’if kerana sanadnya munqathi’ (terputus). Sebab, Khalid bin Ma’dan tidak mendengar hadis ini dari Abu Darda’rodhiyallahu 'anhu. Imam Ahmad menyatakan: “Khalid tidak mendengar dari Abu Darda’.” Lihat Tahdzibut Tahdzib (3/102-103 (no.222) dan Silsilah Ahadits al-Dha’ifah (no.5788).
أَصْبَحْنَا وَ أَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ رَبَّ الْعَالِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذَا الْيَوْمِ: فَتْحَهُ، وَنَصْرَهُ، وَنُوْرَهُ، وَبَرَكَتَهُ، وَهُدَاهُ، وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْهِ وَ شَرِّ مَا بَعْدَهُ.
Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, Rabb seru sekalian alam. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu supaya memperoleh kebaikan, membuka (rahmat), pertolongan, cahaya, berkah dan petunjuk di hari ini. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan apa-apa yang berada di dalamnya dan dari kejahatan sesudahnya. [85]
[85] HR. Abu Daud (no.5084) dan ath-Thabrani dalam Mu'jamul Kabiir (III/no.3453). Hadis ini dha’if kerana dua cacat dalam sanadnya. Pertama, ada seorang perawi yang bernama Muhammad bin Isma’il bin Ayyasy. Dia tidak pernah mendengar hadits (riwayat) dari ayahnya. Dan hadis ini dia riwayatkan dari ayahnya itu.
Kedua, sanadnya munqathi' (terputus) di antara Syuraih bin Ubaid dan Abu Malik. Sedangkan Syuraih tidak mendengar hadits ini darinya (Abu Malik). Imam Abu Hatim ar-Razi berkata dalam al-Marasil (hlm.90): "Syuraih bin Ubaid dari Abu Malik, haditsnya mursal".
Lihat Al-Jarh wa Ta'dil (VII/189-190), Tahdzibul Kamal (XXIV/5067), Tahdzibut Tahdzib (IX/51-52), dan Silsilah Ahadits adh-Dha'ifah (no. 5606)
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَصْبَحْتُ أُشْهِدُكَ وَأُشْهِدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ، وَمَلاَئِكَتَكَ وَجَمِيْعَ خَلْقِكَ، أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ .
Ya Allah, sungguh pada pagi ini aku mempersaksikan Engkau, Malaikat yang memikul ‘Arsy-Mu, para Malaikat-Mu, dan seluruh makhluk-Mu, bahawasannyaEngkaulah Allah, tiada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Mu dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Mu. [86]
[86] HR. Abu Daud (no.5069), al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad (no.1201), al-Nasa’i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah (no.9) serta Ibnu Sunni (no.70). Hadis ini dha’if kerana dua cacat dalam sanadnya: Pertama, terdapat perawi yang tidak dikenal bernama ‘Abdurrahman bin ‘Abdul Majid.
Kedua, para ulama hadits ragu apakah Makhul mendengar hadis dari Anas bin Malik atau tidak? Jika ia mendengar maka cacat hadis ini adalah ‘an’anahnya Makhul. Ibnu Hibban berkata: “Kemungkinan dia berbuat tadlis.” Lihat Mizanul I’tidal 2/577 (no.4913) Taqribut Tahdzib (no.3948) dan Silsilah adh-Dha'ifah (no. 1041).
Ya Allah, segala nikmat yang kuterima atau diterima seluruh makhluk-Mu pada pagi ini adalah dari-Mu. Maha Esa Engkau, tiada sekutu bagi-Mu. Bagi-Mu segala pujian dan kepada-Mu panjatan syukur (dari seluruh makhluk-Mu)." [87]
[87] HR. Abu Daud (no.5073), al-Nasa’i --- ‘Amalul Yaum wal Lailah (no. 7), Ibnu Sunni (no.41), dan Ibnu Hibban --- Muwariduzh Zham-an (no.2361). Hadis ini dha’if kerana dalam sanadnya ada perawi yang majhul (yang tidak dikenal) yang bernama ‘Abdullah bin Anbash. Adz-Dzahabi berkata: “Keadaannya tidak dapat diketahui.” Lihat Mizanul I’tidal (2/469), Takhrij al-Kalimut Thayyib (hlm.73), Dha’if Mawariduzh Zham-an (no.301).
/Dikutip dari Buku Dzikir Pagi dan Petang
Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Tulisan arab dari https://www.facebook.com/notes/mohd-hairi-nonchi/zikir-pagi-petang-yang-dhaif/152738941419038/
Kedua, para ulama hadits ragu apakah Makhul mendengar hadis dari Anas bin Malik atau tidak? Jika ia mendengar maka cacat hadis ini adalah ‘an’anahnya Makhul. Ibnu Hibban berkata: “Kemungkinan dia berbuat tadlis.” Lihat Mizanul I’tidal 2/577 (no.4913) Taqribut Tahdzib (no.3948) dan Silsilah adh-Dha'ifah (no. 1041).
اَللَّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِيْ مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَمِنْكَ وَحْدَكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ، فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ.
Ya Allah, segala nikmat yang kuterima atau diterima seluruh makhluk-Mu pada pagi ini adalah dari-Mu. Maha Esa Engkau, tiada sekutu bagi-Mu. Bagi-Mu segala pujian dan kepada-Mu panjatan syukur (dari seluruh makhluk-Mu)." [87]
[87] HR. Abu Daud (no.5073), al-Nasa’i --- ‘Amalul Yaum wal Lailah (no. 7), Ibnu Sunni (no.41), dan Ibnu Hibban --- Muwariduzh Zham-an (no.2361). Hadis ini dha’if kerana dalam sanadnya ada perawi yang majhul (yang tidak dikenal) yang bernama ‘Abdullah bin Anbash. Adz-Dzahabi berkata: “Keadaannya tidak dapat diketahui.” Lihat Mizanul I’tidal (2/469), Takhrij al-Kalimut Thayyib (hlm.73), Dha’if Mawariduzh Zham-an (no.301).
/Dikutip dari Buku Dzikir Pagi dan Petang
Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Tulisan arab dari https://www.facebook.com/notes/mohd-hairi-nonchi/zikir-pagi-petang-yang-dhaif/152738941419038/