HADITS DHA'IF DZIKIR PAGI DAN PETANG

on Minggu, 10 Januari 2016
 بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

حَسْبِيَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ

                 "Allahlah yang mencukupi (segala apa yang kubutuhkan), tidak ada  Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Dia, kepada-Nyalah aku bertawakkal. Dialah Rabb yang menguasai ‘Arsy yang agung". [83]

[83] HR. Abu Dawud (no. 5081) secara mauquf dari Abu Darda rodhiyallahu 'anhu, dan Ibnu Sunni meriwayatkan secara marfu' dalam 'Amalul Yaum wal Lailah (no. 71).
Hadits ini dha'if baik yang diriwayatkan secara marfu' maupun mauquf. Syaikh al-Albani berkata: "Hadits ini munkar".
Lihat Silsilah Ahadits adh-Dha'ifah (no. 5286)


                 مَنْ صَلَّى عَلَيَّ حِيْنَ يُصْبِحُ عَشْرًا وَحِيْنَ يُمْسِيْ عَشْرًا: أَدْرَكَتْهُ شَفَاعَتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

                "Barangsiapa yang berselawat kepadaku ketika pagi 10 kali dan ketika sore 10 kali dia akan memperoleh syafaatku pada Hari Kiamat". [84]

 [84] HR. Imam ath-Thabrani. Hadis ini dha’if kerana sanadnya munqathi’ (terputus). Sebab, Khalid bin Ma’dan tidak mendengar hadis ini dari Abu Darda’rodhiyallahu 'anhu. Imam Ahmad menyatakan: “Khalid tidak mendengar dari Abu Darda’.” Lihat Tahdzibut Tahdzib (3/102-103 (no.222) dan Silsilah Ahadits al-Dha’ifah (no.5788).

     أَصْبَحْنَا وَ أَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ رَبَّ الْعَالِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذَا الْيَوْمِ: فَتْحَهُ، وَنَصْرَهُ، وَنُوْرَهُ، وَبَرَكَتَهُ، وَهُدَاهُ، وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْهِ وَ شَرِّ مَا بَعْدَهُ.

                Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, Rabb seru sekalian alam. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu supaya memperoleh kebaikan, membuka (rahmat), pertolongan, cahaya, berkah dan petunjuk di hari ini. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan apa-apa yang berada di dalamnya dan dari kejahatan sesudahnya. [85]

[85] HR. Abu Daud (no.5084) dan ath-Thabrani dalam Mu'jamul Kabiir (III/no.3453). Hadis ini dha’if kerana dua cacat dalam sanadnya. Pertama, ada seorang perawi yang bernama Muhammad bin Isma’il bin Ayyasy. Dia tidak pernah mendengar hadits (riwayat) dari ayahnya. Dan hadis ini dia riwayatkan dari ayahnya itu.
Kedua, sanadnya munqathi' (terputus) di antara Syuraih bin Ubaid dan Abu Malik. Sedangkan Syuraih tidak mendengar hadits ini darinya (Abu Malik). Imam Abu Hatim ar-Razi berkata dalam al-Marasil (hlm.90): "Syuraih bin Ubaid dari Abu Malik, haditsnya mursal".
Lihat Al-Jarh wa Ta'dil (VII/189-190), Tahdzibul Kamal (XXIV/5067), Tahdzibut Tahdzib (IX/51-52), dan Silsilah Ahadits adh-Dha'ifah (no. 5606)

     اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَصْبَحْتُ أُشْهِدُكَ وَأُشْهِدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ، وَمَلاَئِكَتَكَ وَجَمِيْعَ خَلْقِكَ، أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ .

                Ya Allah, sungguh pada pagi ini aku mempersaksikan Engkau, Malaikat yang memikul ‘Arsy-Mu, para Malaikat-Mu, dan seluruh makhluk-Mu, bahawasannyaEngkaulah Allah, tiada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Mu dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Mu. [86]

[86] HR. Abu Daud (no.5069), al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad (no.1201), al-Nasa’i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah (no.9) serta Ibnu Sunni (no.70). Hadis ini dha’if kerana dua cacat dalam sanadnya: Pertama, terdapat perawi yang tidak dikenal bernama ‘Abdurrahman bin ‘Abdul Majid.
Kedua, para ulama hadits ragu apakah Makhul mendengar hadis dari Anas bin Malik atau tidak? Jika ia mendengar maka cacat hadis ini adalah ‘an’anahnya Makhul. Ibnu Hibban berkata: “Kemungkinan dia berbuat tadlis.” Lihat Mizanul I’tidal 2/577 (no.4913)  Taqribut Tahdzib (no.3948) dan Silsilah adh-Dha'ifah (no. 1041).


                  اَللَّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِيْ مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَمِنْكَ وَحْدَكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ، فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ. 

                  Ya Allah, segala nikmat yang kuterima atau diterima seluruh makhluk-Mu pada pagi ini adalah dari-Mu. Maha Esa Engkau, tiada sekutu bagi-Mu. Bagi-Mu segala pujian dan kepada-Mu panjatan syukur (dari seluruh makhluk-Mu)." [87]

[87] HR. Abu Daud (no.5073), al-Nasa’i --- ‘Amalul Yaum wal Lailah (no. 7), Ibnu Sunni (no.41), dan Ibnu Hibban --- Muwariduzh Zham-an (no.2361). Hadis ini dha’if kerana dalam sanadnya ada perawi yang majhul (yang tidak dikenal) yang bernama ‘Abdullah bin Anbash. Adz-Dzahabi berkata: “Keadaannya tidak dapat diketahui.” Lihat Mizanul I’tidal (2/469), Takhrij al-Kalimut Thayyib (hlm.73), Dha’if Mawariduzh Zham-an (no.301).

 /Dikutip dari Buku Dzikir Pagi dan Petang
Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Tulisan arab dari https://www.facebook.com/notes/mohd-hairi-nonchi/zikir-pagi-petang-yang-dhaif/152738941419038/

Sebaik-baik Amal adalah Shalat

on Selasa, 05 Januari 2016
 بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

1. Salat Mencegah dari Perbuatan Keji

"Bacalah kitab Al-Quran yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji & munkar. Dan ketahuilah, mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. QS. Al-Ankabut: 45

2. Shalat adalah Sebaik-baik Amal Setelah Syahadatain (2 Kalimat Syahadat)

"Amalan apakah yang paling dicintai Allah? Rosulullah menjawab: Mengerjakan shalat pada waktunya, kemudian apa? Kemudian berbakti kepada orang tua, kemudian apa? Beliau menjawab: kemudian berjihad dijalan Allah". Shahih Al-Bukhari (no. 527) dan Muslim (no. 58(139)).

3. Shalat Dapat Mencuci dan Membersihkan Kesalahan-kesalahan

"Perumpamaan shalat 5 waktu itu seperti sungai yang mengalir dan penuh air didepan pintu salah seseorang diantara kalian. Dia selalu mandi disungai itu 5x sehari". Shahih; HR. Muslim (bo. 668)

4. Shalat Dapat Menghapuskan Dosa-dosa Kecil

"Shalat 5 waktu, haru Jumat ke Jumat berikutnya, dan bulan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya dapat menghapus berbagai kesalahan (dosa kecil) yang terjadi diantara semuanya jika ia menjauhi dosa-dosa besar". Shahih; HR. Muslim (no. 233 (16))

5. Shalat Menjadi Cahaya Bagi Pelakunya, Baik di Dunia Maupun di Akhirat

".... Dan shalat itu adalah cahaya...." Shahih; HR. Muslim (no. 233), Ahmad (v/342,343), At-Tirmidzi (no. 3517), An-Nasai (v/8-8), Ibnu Majah (no. 280), Ad-Darimi (1/167), dan selainnya

"Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan kaki ke masjid-masjid dikegelapan malam dengan cahaya (nuur) yang sempurna pada hari kiamat". Shahih; HR. Abu Dawud (no. 561) dan At-Tirmidzi (no. 233)

6. Dengan Shalat Allah akan Meninggikan Derajat dan Menghapus Kesalahan

"Engkau harus memperbanyak sujud (shalat), sesungguhnya engkau tidak bersujud sekali saja kepada Allah, kecuali dengan sujud itu Allah akan mengangkatmu satu derajat dan menghapuskan satu kesalahan darimu". Shahih; HR . Muslim (no. 488 (255))

7. Shalat Menjadi Salah Satu Sebab Masuk Surga Sekaligus Menjadi Teman Nabi Shallallahu 'alahi wa sallam Didalamnya

"Bantulah aku untuk mengabulkan permintaanmu dengan banyak bersujud". Shahih; HR. Muslim (no. 489)

8. Berjalan Menuju Tempat Shalat (Masjid) Akan Dicatat Baginya Kebaikan-kebaikan , Ditinggikan Beberapa Derajat dan Dihapuskan Kesalahan-kesalahan

"Barang siapa bersuci di rumahnya kemudian berangkat ke rumah Allah (masjid) untuk menunaikan salah satu kewajiban yang diperintahkan Allah maka salah satu dari tiap-tiap dua langkahnya akan menghapuskan kesalahan dan yang lainnya akan meninggikan derajat". Shahih; HR. Muslim (666)

9. Akan Disediakan Jamuan Di Surga Setiap Kali Seseorang Muslim Berangkat ke Masjid untuk Menunaikan Shalat Baik Pagi Maupun Sore Hari

"Barang siapa berangkat ke masjid pada pagi/sore hari, maka Allah menyediakan baginya jamuan di surga, setiap kali datang pada pagi/sore hari". Mutafaq Alaih: HR. Bukhari (no. 662) dan Muslim (no. 669) dan Abu Hurairah

10. Pahala Orang yang Berangkat Menunaikan Shalat Sama Seperti Orang yang Berhaji dan Berihram

"Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk mengerjakan shalat wajib maka pahalanya adalah seperti pahala orang yang mennunaikan ibadag haji dan ihram...". Shahih; Abu Dawud (no. 558)

11. Barangsiapa Berangkat ke Masjid, Lalu Ia Mendapati Orang-orang Telah Selesai Mengerjakan Shalat Bermaah, Maka Baginya Pahala Orang yang Shalat Berjamaah

"Barangsiapa yang wudhu lalu membaguskan wudhunya, kemudian menuju Masjid tapi ia dapati orang-orang telah shalat, maka Allah memberinya pahala orang yang shalat dan menghadirinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun". Shahih; HR. Abu Dawud (no.564) dan An-Nasai (11/111)



1. Orang yang Menyia-nyiakan Shalat Diancam Mendapat Kerugian & Kejelekan Dihari Kiamat

"Maka datanglah kepada mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka itu akan menemui kesesatan". (QS. Maryam: 59)

2. Orang yang Meninggalkan Shalat Diancam Tidak Bisa Sujud Disaat Manusia Bersujud Dihadapan Allah Dihari Kiamat

"Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud, maka mereka tidak kuasa (dalam keadaan) pandangan mereka tertunduk kebawah, lagi mereka diliputi kehinaan. Dan sesunguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud waktu merka sehat (tetapi mereka tidak melakukannya..". (QS. Al-Qalam: 42-43)

3. Orang yang Menyia-nyiakan Shalat Diancam dengan Mendapat Gelar Sebagai Orang-orang Musyik

"Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertawaqallah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah". (QS. Ar-Ruum: 31)

4. Orang yang Meninggalkan Shalat Akan Diancam denga Neraka Saqar

"Apakah yang memasukkan kamu kedalam saqar (neraka)? Mereka menjawab: "Kami dahulu (di dunia) tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat". (QS. Al-Muddatsir: 42-43)

Orang yang meninggalkan shalat telah berbuat dosa besar yang paling besar, lebih besar dosanya disisi Allah daripada membunuh jiwa, mengambil harta orang lain, lebih besar dosanya dari dosa zina, mencuri dan meminum khamr. Orang yang meninggalkan shalat akan mendapat hukuman dan kemurkaan Allah di dunia dan di akhirat. (Lihat kitab Ash-Shalaah wa Hukmu Taarikiha (hlm. 29) karya Imam Ibnul Qayyim)

Bahkan orang yang meninggalkan shalat lebih jelek daripada pencuri, pezina, peminum khamr dan penghisap ganja. (Majmuu' Fataawaa (XXII/50))


/Dikutip dari Buku Sebaik-baiknya Amal
Adalah Shalat karya
Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawaz

7 TIPS MOVE ON

     بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

     Move on yang dimaksud disini bukan hanya move on dari orang yang kita cintai. Tapi juga move on dari karir, bisnis, dan pendidikan (dimohon untuk tidak disalah artikan). Jika anda ingin move on, janganlah memperlihatkan kepada umum bahwa anda sedang galau. Seperti poto profil Facebook yang asal-asalan atau status yang 'ngegalau banget'. Itu malah akan menutup kesempatan anda untuk move on dan mendapatkan yang lebih baik karena kesempatan tersebut telah tau bahwa anda itu tidak baik.

     Move on itu bertujuan untuk mencari yang 'lebih baik'. Jadi, kita tidak boleh asal-asalan mencari pengganti hanya karena ingin cepat-cepat move on. Move on itu sangat beresiko, bisa saja kita akan mendapatkan sesuatu yang kualitasnya jauh dibawahnya atau dibawah anda dan anda terima hanya karena anda ingin move on.

7 TIPS MOVE ON

1. Cobalah untuk beraktifitas. Rasakan betapa indahnya hidup.
2. Kegagalan telah memberikan pelajaran terbaik supaya bisa move on dari perbuatan buruk.
3. Tingkatkan kualitas anda.
4. Memaafkan akan menyelesaikan masalah.
5. Bayangkan kesuksesan hidupmu.
6. Jadikan dirimu lebih dewasa.
7. Pengalaman adalah guru terbaik.

#FathanMagazine #actlikeapro #oshan2015

TANDA-TANDA CINTA ALLAH

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 

Tiada asap tanpa api, begitu pula dengan cinta. Cinta pun memiliki tanda-tanda, termasuk cinta kepada Allah. Berikut ini beberapa ayat yang menjelaskan tanda-tanda kecintaan kepada Allah.
Di antaranya adalah firman Allah,

“Katakanlah, “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Ali ‘Imran: 31]

                Ayat ini menjelaskan bahwa tanda kecintaan seorang hamba kepada Allah dengan mengkuti Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa sallam dalam segala tuntunan dan syariat yang beliau bawa, secara zhahir maupun bathin.
Selanjutnya, firman Allah Ta’ala,

                “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kalian yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah-lembut terhadap orang-orang mukmin, dan bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yeng berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha lua (pemberian-Nya), lagi Maha Megetahui.” [Al-Maidah: 54]

Dalam ayat ini terdapat empat tanda kecintaan hamba kepada Allah:

Pertama, dia akan berlemah lembut kepada sesama muslim.

Kedua, dia bersikap keras dan benci kepada orang-orang kafir.

Ketiga, dia berjihad di jalan Allah dengan segala kemampuannya, baik dengan harta, lisan, badan maupun hatinya.

Keempat, dia tidak takut terhadap celaan manusia dalam  menjalankan perintah-perintah Allah ‘Azza wa Jallah.

                Selain itu, diantara tanda kecintaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah mendahulukan Allah dan Rasul-Nya diatas segala perkara. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman.
“Katakanlah, “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat-tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan-Nya,” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.: [At-Taubah: 24]


                Dari tanda kecintaan hamba kepada Allah adalah benci kepada apa yang dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya. 


#FathanMagazine #actlikeapro #oshan2015

HIJRAH-ku

on Senin, 04 Januari 2016
Aku memang tak sebaik yang kau katakan
Aku memang tak secantik yang kau pandang
Pakaian ku memang tak sebagus pakaian yang kau gunakan
Dan aku memang bukan muslimah yang begitu ahli dibidang dakwah.
.
Tapi, aku juga tak seburuk yang kau pikirkan
Aku hanya muslimah biasa yang sedang berhijrah.
Jangan kau hakimi hijrah ku ini.
Jangan kau hujat aku karena satu kesalahan
Karena aku muslimah yang tak jauh dari khilaf, dosa, dan kesalahan .
.
Kau tak pernah tau saat aku berjuang untuk memperbaiki diri ini.
Aku mengemis dalam doaku,
Agar hijrahku Ridho di hadapanNya.
Dan sebuah air mata dalam penyesalan.
Berhijrah tak semudah seperti kau membalikkan telapak tangan .
.
Tak semudah saat kau hakimi aku.
Karena hijrah adalah suatu proses perubahan kearah yang lebih baik.
.
Hargailah hijrahku......
.
‪#‎beraniberhijrah‬ 

THE REAL OF CINTA

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 

Mencermati perjalanan kata “cinta” di tengah manusia adalah suatu hal yang mengherankan bagi pengelana negri akhirat. Dalam kehidupan ini, banyak orang rela untuk berkorban bagi siapa yang dia cintai, tidak peduli dengan rintangan yang harus dihadapi guna membuat yang dia cintai tenang dan bahagia. Betapa dia memberikan perhatian ke[ada kecintaannya dan berusaha untuk memenuhi segala kebutuhannya. Terasa hatinya gundah gulana tatkala yang dicintainya dirundung duka dan kesedihan. Atau amatlah besar kepedihan hati dan kesengsaraan tatkala dia mendapatkan dari yang dia cintai ada yang selain dari apa yang dia harapkan.

Memang merupakan tabiat manusia untuk mencintai siapa yang berbuat baik kepadanya, atau paling tidak membalas budi kepadanya, dan ini adalah dasar pokok tumbuhnya cinta pada sebagian manusia kepada sebagian lainnya. Namun, bukanlah segala nikmat dan kebaikan yang dia dapatkan dari orang yang dicintainya adalah berasal dari Allah?

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kalian, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kalian ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nyalah kalian meminta pertolongan.” [An-Nahl: 53]
Adakah suatu nikmat yang dia berikan kepada orang yang dia cintai tidak berasal dari Allah ‘Azza wa Jalla, sedang dia mengetahui bahwa hanya milik Allah-lah segala yang di langit dan di bumi?
Inilah letak keheranan sekaligus renungan pelajaran dalam samudra kehidupan yang penuh dengan cobaan dan godaan ini.

Kecintaan kepada Allah adalah kenikmatan jiwa, kehidupan ruh, kegembiraan diri, energy hati , cahaya akal, penyejuk mata dan kemakmuran batin. Tiada hal yang yang lebih nikmat dan lebih sejuk bagi hati yang sehat, jiwa yang baik, dan akal yang jernih dari kecintaan kepada Allah, rindu untuk beribadah kepada-Nya dan berjumpa dengan-Nya.

Kecintaan kepada Allah ialah ruh kehidupan, siapa yang luput darinya maka tergolong ke dalam bangkai-bangkai yang berjalan. Ia adalah cahaya, siapa yang tidak berbekal dengannya maka dia akan berada dalam lautan kegelapan. Ia adalah penyembuh, siapa yang tidak memilikinya maka hatinya akan terjangkit oleh seluruh penyakit. Dan ia adalah kelezatan, siapa yang tidak menemukannya maka hidupnya hanya sekedar gundah gulana dan kepedihan.

Kecintaan kepada Allah inilah yang mengantarkan hamba kepada negri yang hanya didapat dicapai setelah menjalani berbagai rintangan dan kesulitan. Dan dengan cinta inilah, seorang hamba meraih kedudukan dan derajat yang didambakan oleh setiap hamba yang shalih.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


“Ada tiga perkara, yang barangsiapa perkara-perkara tersebut terdapat padanya, maka dia akan merasakan kelezatan iman, (yaitu) hendaknya Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai dari selain keduanya , hendaknya dia cinta kepada seseorang, tidaklah dia mencintainya kecuali karena Allah dan hendaknya dia benci untuk kembali kepada kekafiran sebagaimana dia benci untuk dilemparkan ke dalam neraka.” 

#FathanMagazine #actlikeapro #oshan2015