Siapakah yang Terasing dari Umat Islam yang Banyak?

on Sabtu, 28 Maret 2015

Siapakah yang Terasing dari Umat Islam yang Banyak?

Orang yang berpegang teguh pada ajaran Islam yang murni, itulah yang selalu teranggap asing. Sebagaimana disebutkan dalam hadits,

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنَ سَنَّةَ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيباً ثُمَّ يَعُودُ غَرِيباً كَمَا بَدَأَ فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنِ الْغُرَبَاءُ قَالَ الَّذِينَ يُصْلِحُونَ إِذَا فَسَدَ النَّاسُ
 
Dari ‘Abdurrahman bin Sannah. Ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabad, “Islam itu akan datang dalam keadaan asing dan kembali dalam keadaan asing seperti awalnya. Beruntunglah orang-orang yang asing.” Lalu ada yang bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai ghuroba’, lalu beliau menjawab, “(Ghuroba atau orang yang terasing adalah) mereka yang memperbaiki manusia ketika rusak.” (HR. Ahmad 4: 74. Berdasarkan jalur ini, hadits ini dho’if. Namun ada hadits semisal itu riwayat Ahmad 1: 184 dari Sa’ad bin Abi Waqqosh dengan sanad jayyid)

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ فَقِيلَ مَنِ الْغُرَبَاءُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أُنَاسٌ صَالِحُونَ فِى أُنَاسِ سَوْءٍ كَثِيرٍ مَنْ يَعْصِيهِمْ أَكْثَرُ مِمَّنْ يُطِيعُهُمْ
 
Beruntunglah orang-orang yang terasing.” “Lalu siapa orang yang terasing wahai Rasulullah”, tanya sahabat. Jawab beliau, “Orang-orang yang shalih yang berada di tengah banyaknya orang-orang yang jelek, lalu orang yang mendurhakainya lebih banyak daripada yang mentaatinya” (HR. Ahmad 2: 177. Hadits ini hasan lighoirihi, kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth)

Orang yang ingin jujur dan tidak korupsi akan terasa asing di tengah-tengah rekan kerjanya sendiri. Padahal anti korupsi sudah diajarkan dari sifat amanah yang diajarkan oleh Rasul kita –shallallahu ‘alaihi wa sallam-.

الْخَازِنُ الْمُسْلِمُ الأَمِينُ الَّذِى يُنْفِذُ – وَرُبَّمَا قَالَ يُعْطِى – مَا أُمِرَ بِهِ كَامِلاً مُوَفَّرًا طَيِّبٌ بِهِ نَفْسُهُ ، فَيَدْفَعُهُ إِلَى الَّذِى أُمِرَ لَهُ بِهِ ، أَحَدُ الْمُتَصَدِّقَيْنِ
 
Bendahara muslim yang diberi amanat ketika memberi sesuai yang diperintahkan untuknya secara sempurna dan berniat baik, lalu ia menyerahkan harta tersebut pada orang yang ia ditunjuk menyerahkannya, maka keduanya (pemilik harta dan bendahara yang amanat tadi) termasuk dalam orang yang bersedekah.” (HR. Bukhari no. 1438 dan Muslim no. 1023).

Pedagang yang ingin menempuh cara yang halal dan tidak berbuat curang akan terasa asing di tengah-tengah pedagang lainnya. Padahal Islam menuntut kita mencari rezeki dengan cara yang halal dan jujur tanpa berbuat curang karena itulah yang mendatangkan berkah sebagaimana disebutkan dalam hadits,

الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا – أَوْ قَالَ حَتَّى يَتَفَرَّقَا – فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا ، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا
 
Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih (khiyar) selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan hilanglah keberkahan bagi mereka pada transaksi itu.” (HR. Bukhari no. 2079 dan Muslim no. 1532)

Orang yang ingin rutin shalat ketika safar, juga akan terasa asing di kalangan orang-orang yang tidak shalat. Padahal saat safar (bepergian jauh), kita dituntut untuk tetap melaksanakan shalat. Ibnu ‘Umar berkata,

وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يُسَبِّحُ عَلَى الرَّاحِلَةِ قِبَلَ أَىِّ وَجْهٍ تَوَجَّهَ ، وَيُوتِرُ عَلَيْهَا ، غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يُصَلِّى عَلَيْهَا الْمَكْتُوبَةَ
 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan shalat sunnah di atas kendaraannya menghadap arah kendaraan berjalan, lalu beliau sempat melakukan witir di atas. Namun beliau tidak melakukan shalat wajib di atas kendaraan” (HR. Bukhari no. 1098 dan Muslim no. 700)
Orang yang ingin meninggalkan tradisi yang menyalahi Islam dan ingin mengikuti ajaran yang sesuai tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan terasa asing. Orang yang ingin menjauhi budaya syirik pun sama halnya akan terasing. Alasan orang musyrik selalu dengan alasan ini sudah jadi tradisi. Dalam ayat disebutkan,

إِنَّا وَجَدْنَا آَبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى آَثَارِهِمْ مُقْتَدُونَ
 
Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka” (QS. Az Zukhruf: 22). Namun tidak semua tradisi ditinggalkan, hanya tradisi yang menyelisihi ajaran Islam saja.

Sama halnya dengan orang yang ingin konsekuen dengan ajaran Nabi, kian terasing dan dia akan memikul cobaan yang berat dan berbagai cemoohan. Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ
 
Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi no. 2260. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Berpeganglah dengan Kebenaran Walau Engkau Seorang Diri

Ibnu Mas’ud berkata,
الجَمَاعَةُ مَا وَافَقَ الحَقَّ وَإِنْ كُنْتَ وَحْدَكَ
 
“Yang disebut jama’ah adalah jika mengikuti kebenaran, walau ia seorang diri.” (Dikeluarkan oleh Al Lalikai dalam Syarh I’tiqod Ahlis Sunnah wal Jama’ah 160 dan Ibnu ‘Asakir dalam Tarikh Dimasyq 2/ 322/ 13).
Sebagian salaf mengatakan,
عَلَيْكَ بِطَرِيْقِ الحَقِّ وَلاَ تَسْتَوْحِشُ لِقِلَّةِ السَّالِكِيْنَ وَإِيَّاكَ وَطَرِيْقَ البَاطِلِ وَلاَ تَغْتَرُّ بِكَثْرَةِ الهَالِكِيْنَ
 
“Hendaklah engkau menempuh jalan kebenaran. Jangan engkau berkecil hati dengan sedikitnya orang yang mengikuti jalan kebenaran tersebut. Hati-hatilah dengan jalan kebatilan. Jangan engkau tertipu dengan banyaknya orang yang mengikuti yang kan binasa” (Madarijus Salikin, 1: 22).
Bergembiralah di tengah keterasingan kala engkau berada di atas kebenaran. Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.

Referensi:

Al Bid’ah wa Atsaruha As Syai’ fil Ummah, Salim bin ‘Ied Al Hilali, terbitan Darul Hijrah, cetakan ketiga, tahun 1409 H, hal. 50-52.
Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, Yahya bin Syarf An Nawawi, terbitan Dar Ibnu Hazm, cetakan pertama, tahun 1433 H.
Hasyiyah As Sindi ‘ala Ibni Majah, Maktabah Asy Syamilah.

Artikel Rumaysho.Com

https://abunamira.wordpress.com/2015/03/13/siapakah-yang-terasing-dari-umat-islam-yang-banyak/

Menanggapi Ucapan “Anda Sok Paling Benar”

Sobat, mungkin anda sering mendengar tuduhan atau ucapan semacam di atas. Terlebih lagi bila anda adalah lelaki berjenggot, bercelana cingkrang atau wanita muslimah yang menutup rapat aurat anda. Terlebih lagi bila anda senantiasa meminta dalil dalam setiap urusan agama. Nah, pada saat menghadapi tuduhan semacam itu, apakah yang anda ucapkan atau lakukan?

Anda berang? Anda buru buru menepis dan berkata : “aah tidak, saya tidak merasa paling benar!
Sobat! Coba camkan jawaban anda, bila ternyata anda tidak merasa paling benar lalu mengapa anda mengamalkan bahkan mengajarkan pilihan anda kepada yang lain? Dan mengapa anda enggan menggantinya dengan pilihan lain?

Sebagai seorang muslim, sewajarnya untuk senantiasa memilih yang terbenar dan terbaik. Sangat nista bila anda memilih yang tersalah, atau paling kurang pilihan yang salah, terlebih dalam urusan agama. Untuk urusan pasangan hidup saja saya yakin anda berusaha memilih yang the best dari yang ada atau dari yang bisa anda dapatkan. Dengan demikian wajar bila anda setia kepada pilihan anda. Alangkah meruginya bila dalam urusan pasangan hidup anda bersikap “asal dapat” apalagi memilih yang buruk, terlebih lagi bila pilihan yang terburuk.

Walaupun tentunya, apapun pilihan anda bukan berarti anda pantas untuk membusungkan dada apalagi meremehkan pilihan orang lain, karena tentunya mereka juga telah berusaha untuk memilih yang terbaik menurut persepsi mereka.

Karena itu dahulu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ، وَغَمْطُ النَّاسِ
Kesombongan yang sejati ialah bila engkau menolak kebenaran dan meremehkan orang lain” (HR. Muslim)

Penulis: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Baderi, Lc., MA.*
Artikel Muslim.Or.Id
*Doktor lulusan Universitas Islam Madinah, Arab Saudi. Pendidikan S1, S2, dan S3 beliau diselesaikan di jurusan yang sama, yaitu jurusan Fikih, Fakultas Syariah. Beliau adalah pembina Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI), pengasuh milis Syariah PM-Fatwa, majalah Pengusaha Muslim, dan website PengusahaMuslim.com

sumber: https://abunamira.wordpress.com/2014/05/04/menanggapi-ucapan-anda-sok-paling-benar/

KATAKAN TIDAK UNTUK PACARAN

KATAKAN TIDAK UNTUK PACARAN

Banyak penyakit kronis yang menjangkiti pemuda-pemudi islam saat ini. Selain mereka tertipu dengan kemilau dunia, mereka pun tertipu dengan yang namanya cinta. Berapa banyak dari mereka yang terbuai dengan permainan syaithan ini,sehingga ketika sudah beranjak dewasa mereka mulai kenal dengan yang namanya cinta monyet.
Pacaran dikalangan anak muda bukan merupakan aib lagi, bahkan kata mereka merupakan suatu keharusan, na’udzubillah min dzalik. Mereka berdalih untuk mengungkapkan rasa kasih sayang di antara dua insan yang berlainan jenis. Yang lebih parah lagi, dengan semakin majunya perkembangan zaman, semakin rusak pergaulan antar remaja. Sayangnya, sedikit sekali dari kaum muslimin yang memberikan perhatian dalam masalah ini. Semoga tulisan sekilas ini menjadi nasihat dalam rangka menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar. Semoga Allah ta’ala membukakan hati kita untuk menerima nasihat.

 
ISLAM MEMERINTAHKAN UNTUK MENUNDUKKAN PANDANGAN

Penyakit pacaran tidak bisa lepas dari saling pandang memandang antara dua insan yang berlainan jenis, kemudian syaitan membisikkan hati di antara keduannya untuk berkenalan, beginilah cara pertama syaithan menjerat seseorang. Oleh karena itu, Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kepada muslim dan muslimah untuk menundukkan pandangan. Allah ‘azza wa jalla berfirman:

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman:”Hendaklah mereka menahan pandangandan kemaluannya.” (QS. an-Nur 30-31)

Jadi cara pertama agar tak terperangkap jeratan syaithan adalah dengan menundukkan pandangan. Kemudian jika mata tanpa sengaja melihat sesuatu yang diharamkan, maka jangalah ikuti pandangan pertama dengan pandangan kedua. Hal ini pernah terjadi pada Fadhl bin Abbas radhiyallahu ‘anhumaketika melihat wanita, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kepalanya dan mengalihkan ke arah yang lain. Dan ada juga perkataan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Ali bin Abi thalib  radhiyallahu ‘anhu yaitu:

يَا عَلِيُّ، لاَتُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ، فَإِنَّ لَكَ اْلأُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ اْلآخِرَةُ.

“Wahai Ali, jangan engkau ikuti pandangan pertama dengan pandangan yang berikutnya, sesungguhnya bagimu yang pertama dan yang terakhir bukan untukmu.” (as-Sunan al-Kubra No. 13898)
Maka sebelum terjatuh dalam pacaran tundukkanlah pandangan agar bekas pandangan tidak mengotori hatimu.
 
ISLAM MELARANG SESEORANG BERDUAAN DENGAN YANG BUKAN MAHRAMNYA

Biasanya setelah kedua insan berpacaran maka syaithan menjerat dengan jeratan yang kedua, yaitu berdua-duan. Setelah berkenalan maka mereka bersepakat untuk jalan-jalan. Padahal Rasulullah melarang seorang laki-laki berduaan dengan wanita yang bukan mahramnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرِأَةٍ إِلاَّ وَمَعَهَا ذُوْ مَحْرَمٍ.

“Jangalah seseorang berduaan dengan wanita kecuali wanita tersebut bersama mahramnya.” (Muttafaq alaihi)
Pada redaksi yang lain disebutkan: “Maka pihak ketiganya adalah syaithan.
Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Dalam dalil ini terdapat larangan berduaan dengan wanita yang bukan mahramnya dan ini menjadi kesepakatan para ulama.” (Fathul Bari 92/4).

 
ANCAMAN YANG KERAS BAGI ORANG YANG MENYENTUH BUKAN MAHRAMNYA
Diantara bumbu-bumbu orang yang sedang dimabuk asmara setelah mereka berjalan berdua, maka syaithan menjatuhkan mereka ke dalam dosa yang berikutnya, yaitu bergandengn tangan, bermesra-mesraan. Sesungguhnya Allah ta’ala Maha Mengawasi apa yang mereka perbuat. Allah ta’ala dan Rasul-Nya melarang hal ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َلأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لاَ تَحِلُّ لَهُ.

“Lebih baik seseorang ditusuk dengan besi panas di kepalanya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. ath-Thabrani. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhib no. 1910)

PACARAN SARANA MENUJU PERZINAAN

Iman seorang muslim tidaklah selalu tetap, akan tetapi kadang bertambah dengan amalan-amalan kebaikan dan terkadangpun turun dengan banyak berbuat maksiat. Apalagi jika orang tersebut selalu dalam permainan syaithan, maka tidaklah sulit bagi syaithan untuk menjerumuskannya ke dalam perbuatan zina. Sehingga tak heran jika di daerah metropolitan banyak wanita yang hamil di luar nikah hingga begitu banyak terjadi kasus aborsi.

Wahai saudarku, syaithan bukanlah makhluk yang bodoh dalam menggoda manusia.Lihatlah Nabi Adam ‘alaihissalam, mengapa beliau dikeluarkan oleh Allah ‘azza wa jalla dari surga, tak lain karena godaan syaithan. Dan syaithan itu tidak langsung menjatuhkan seorang hamba kedalam perbuatan zina, akan tetapi ia ajak hamba tersebut step by step. Allah ta’ala berfirman:

“Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan; karena sesungguhnya syaithan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. al-Baqarah: 168)

Karena pacaran merupakan salah satu jalan perbuatan zina, maka diharamkan oleh agama Islam. Firman-Nya:
“Dan janganlah kamu mendekati zina,sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. al-Isra`: 32)

Jika zina itu diharamkan, maka perbuatan yang menuju zinapun diharamkan pula oleh syariat Islam untuk menutup pintu madharat yang lebih besar. Disinilah letak kebijakan Islam, dimana agama Islam menutup segala pintu menuju perbuatan maksiat.

Wahai kaum muslimin, ketahuilah, perbuatan zina benar-benar merupakan perbuatan yang sangat keji hingga hewanpun membencinya. Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari(No. 2924) dari ‘Amr bin Maimunradiyallahu ‘anhu ia berkata:

رَأَيْتُ فِي الْجَاهِلِيَّةِ قِرْدًا زَنَا بِقِرْدَةٍ فَاجْتَمَعَ عَلَيْهِمَا القِرْدَةُ فَرَجَمُوْهُمَ احَتَّى مَاتَا.

“Aku melihat di zaman jahiliyah seekor monyet jantan berzina dengan monyet betina maka berkumpulah sekumpulan monyet dan merajam berdua sampai mati.”

NASIHAT DARI HATI KEHATI

Untuk para orang tua, ingatlah firman Allah ta’ala yang memerintahkan kita untuk menjaga diri kita dan keluarga dari api neraka (QS. at-Tahrim: 6), dan ingatlah pula sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamyang menjelaskan bahwa kalian adalah pemimpin di dalam keluarga yang akan dimintai pertanggungjawabannya pada hari kiamat kelak (HR. Bukhari & Muslim).

Sementara pacaran bukanlah ketaatan, bukan pula jalan menuju surga. Justru sebaliknya, merupakan kemaksiatan kepada Allah ar-Rahman dan salah satu jalan menuju neraka. Lantas, dengan apa engkau akan membela dirimu nanti di hadapan Allah Yang Maha Perkasa? Maka itu, jagalah mereka dengan sebaik-baiknya, ajarkanlah kepada mereka al-Qur`an dan as-Sunnah, semoga hal itu menjadi modal utama bagi kalian untuk menuju surga-Nya.

Wahai temanku yang masih terjerat dalam permainan syaithan, ketahuilah bahwasanya umur yang engkau habiskan di masa muda akan Allah ‘azza wa jalla tanyakan kemana dihabiskan: Apakah akan engkau habiskan dalam kubangan maksiat yang engkau tidak pernah keluar darinya?? Sementara itu apa yang menjamin panjangnya umur anda ?? Apa anda tidak takut dengan su’ul khatimah?? Maka bertaubatlah, wahai saudaraku, sebelum malaikat maut menjemputmu.

Bagi anda yang masih tenggelamdidalam kubangan maksiat yang buruk ini, segera tinggalkanlah, karena sesunggunnya Allah ‘azza wa jalla maha keras siksa-Nya. Jangan hiraukan perkataan mereka yang mencela bahwa orang yang tidak pacaran adalah kampungan atau ketinggalan zaman. Tinggalkanlah pula teman-teman yang buruk, karena teman yang buruk tidak akan mendatangkan kebaikan bagi agamamu sedikitpun.

PENUTUP
Kita memohon kepada Allah Rabb penguasa ‘Arsy Yang Maha Agung, semoga kita termasuk hamba-hamba-Nya yang mendapat naungan pada hari kiamat, dimana tiada naungan kecuali naungan-Nya, keselamatan di dunia dan di akhirat, dan semoga kita dijadikan hamba-hamba-Nya yang senantiasa mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya hingga ajal menjemput kita.
[Oleh: Aulia Ramdanu]



Download: BULETIN_AL-IMAN_TAHUN_2011-2012/01_TAHUN_PERTAMA/Edisi_45_No.45_Th.01_Dzulhijjah_1432H_-_KATAKAN_TIDAK_UNTUK_PACARAN.pdf

Sumber : http://buletin.stai-ali.ac.id/?p=298
                https://abunamira.wordpress.com/2013/03/24/katakan-tidak-untuk-pacaran/

Detik-Detik Kematian, Penentu Nasib Kehidupan Di Akhirat

Detik-Detik Kematian, Penentu Nasib Kehidupan Di Akhirat

Oleh  Ustadz Abu Isma’il Muslim Al-Atsari

detik detik kematian

Detik-detik kematian adalah waktu yang paling berbahaya bagi manusia Dalam umurnya. Karena Kematian merupakan awal perpindahan dari alam dunia yang kelihatan, yang telah diakrabi dan dikenal oleh manusia, menuju alam ghaib. Alam ghaib akan menjadi nyata dalam kehidupannya yang baru setelah kematiannya. Alam barzakh, adalah alam baru tersebut. Disana, manusia akan menemui berbagai peristiwa menggentarkan yang jauh berbeda dengan alam dunia yang pernah dialaminya.
Saat detik-detik kematian itu manusia akan melihat malaikat, dia akan mendengar kalimat yang sangat menentukan nasibnya dari malaikat yang turun kepadanya atas perintah Allâh Yang Maha Kuasa. Kalimat yang akan dia dengar dari malaikat itu merupakan tanda kenikmatan abadi yang akan dia alami, atau kecelakaan abadi yang akan dia temui.
Jika dia seorang Mukmin, maka kalimat yang dia dengar dari malakul maut adalah :

أَيَّتُهَا النَّفْسُ الطَّيِّبَةُ اخْرُجِي إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٍ

Wahai nafs (jiwa; ruh; nyawa) yang baik, keluarlah menuju ampunan Allâh dan keridhaan-Nya ! [HR. Ahmad; dishahihkan oleh syaikh al-Albani dalam Shahîh al-Jâmi’ no: 1672 dan Ahkâmul Janâiz]
Sebaliknya, jika dia seorang yang kafir, maka kalimat yang dia dengar dari malakul maut adalah :

أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْخَبِيثَةُ اخْرُجِي إِلَى سَخَطٍ مِنَ اللَّهِ وَغَضَبٍ

“Wahai nafs (jiwa; ruh; nyawa) yang keji, keluarlah menuju kemurkaan Allâh dan kemarahan-Nya ! [HR. Ahmad; dishahihkan oleh syaikh al-Albani dalam Shahîh al-Jâmi’ no: 1672 dan Ahkâmul Janâiz]

MANUSIA INGIN MENEBUS KECELAKAAN DENGAN SEMUA HARTANYA

 Seandainya pada saat detik-detik kematian itu manusia memiliki seluruh isi dunia ini, atau dia memiliki emas sepenuh langit dan bumi, dia pasti akan mengorbankannya, dia akan menyedekahkannya, agar bisa mendengar kalimat ridha dan ampunan dari Allâh Azza wa Jalla . Karena dengan keridhaan Allâh di saat detik-detik kematian itu, dia akan meraih puncak kebahagiaan yang kekal abadi di sisi Allâh Yang Maha Suci. Allâh Azza wa Jalla berfirman :

وَلَوْ أَنَّ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا وَمِثْلَهُ مَعَهُ لَافْتَدَوْا بِهِ مِنْ سُوءِ الْعَذَابِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۚ وَبَدَا لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مَا لَمْ يَكُونُوا يَحْتَسِبُونَ

Dan sekiranya orang-orang yang zhalim mempunyai apa yang ada di bumi semuanya dan (ada pula) sebanyak itu besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu dari siksa yang buruk pada hari kiamat. Dan jelaslah bagi mereka adzab dari Allâh yang belum pernah mereka perkirakan. [az-Zumar/39:47]

Seluruh harta benda yang dikumpulkan oleh seorang manusia, yang dicarinya dengan susah-payah, kurang tidur malam karena harta, kemudian dia habiskan umurnya untuk menyimpannya; Semua tanaman yang dia tanam di sawah, kebun, atau taman-taman; Semua bangunan yang dia tinggikan, rumah megah dan istana yang dia banggakan; Semua anggota keluarga, anak dan istri, pegawai dan pengikut yang selalu mengelilingi; Semuanya itu akan dipandangi dengan penyesalan, ketakutan, keputus-asaan, dan keluh-kesah, ketika malaikat mendatanginya. Karena dia akan meninggalkan semuanya. Dia tidak akan mendapatkan manfaat sama sekali dari semua harta benda yang telah dia kumpulkan dan dia simpan dengan anggapan harta itu akan mengekalkannya.
Pada detik-detik kematian, hanya satu yang dicari manusia, dia meyakini bahwa padanya terdapat keselamatannya dan kebahagiaannya, yaitu amal shalih. Jika dia telah mempersiapkannya, maka hal itu akan menentramkannya. Jika dia tidak mempersiapkan bekal amal shalih, maka dia akan mengatakan :

يَا لَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ﴿٢٧﴾مَا أَغْنَىٰ عَنِّي مَالِيَهْ﴿٢٨﴾هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَهْ

Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku daripadaku. [al-Hâqqah/69:27-29]

TERSINGKAP HAKEKAT KEBENARAN

 Orang yang menghadapi kematian itu akan semakin menyesal dan kaget serta merasakan musibah itu semakin berat, jika di dunia dahulu dia mengingkari kehidupan akhirat; Atau dia tertipu dengan segala perbuataannya yang selalu bertentangan dengan agama Allâh; Atau dia orang yang menyukai bid’ah dan khurafat. Semua itu menjauhkannya dari iman yang benar dan jalan yang lurus, yang sesuai dengan kitab Allâh, sunnah Rasul-Nya, dan teladan para sahabatnya.
Orang yang tidak meyakini adanya kehidupan setelah kematian, atau meyakininya tetapi dia berada dalam kekafiran dan kebid’ahan, lalu dia menyangka berada di atas kebenaran dan jalan yang terang, kemudian dia selalu menolak al-Qur’an yang merupakan kitab suci, menolak Sunnah yang merupakan ajaran Nabi, maka kematian yang mendatanginya akan menyingkapkan kebenaran hakiki. Dia akan melihat kenyataan yang berbeda dengan dugaannya. Dia akan dikagetkan dengan kenyataan bahwa seluruh logikanya ternyata keliru dan seluruh perkara yang dia anggap hakekat ternyata palsu. Untuk orang-orang semacam inilah Allâh Azza wa Jalla berfirman :
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا﴿١٠٣﴾الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
Katakanlah, “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya ?” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. [al-Kahfi/18:103-104]
Allâh Azza wa Jalla berfirman :
وَلَوْ أَنَّ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا وَمِثْلَهُ مَعَهُ لَافْتَدَوْا بِهِ مِنْ سُوءِ الْعَذَابِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۚ وَبَدَا لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مَا لَمْ يَكُونُوا يَحْتَسِبُونَ
Dan sekiranya orang-orang yang zhalim mempunyai apa yang ada di bumi semuanya dan (ada pula) sebanyak itu besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu dari siksa yang buruk pada hari kiamat. Dan jelaslah bagi mereka adzab dari Allâh yang belum pernah mereka perkirakan. [az-Zumar/39:47]

NILAI SISA UMUR SEORANG MUKMIN

 Sesungguhnya detik-detik kematian merupakan waktu penentu umur seseorang, walaupun dia telah melewati umur panjang. Umur manusia di zaman ini umumnya tidak akan melewati 150 tahun. Maka masa umur manusia dalam khidupan dunia yang sementara ini, tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan masa ribuan tahun yang akan dialami dalam kubur. Tidak ada bandingannya dengan waktu 50 ribu tahun di mahsyar. Dan tidak ada bandingannya dengan masa yang kekal abadi dalam surga yang penuh kenikmatan, atau dalam neraka jahannam yang penuh dengan siksaan.
Oleh karena itu seandainya ada seseorang yang bernasib sangat buruk di dunia, semenjak lahir sampai wafatnya, namun dia beriman kepada Allâh Yang Maha Esa, maka dia akan lupa terhadap kesusahannya di dunia ketika merasakan sedikit nikmat di surga.
Atau sebaliknya, seandainya ada seseorang yang bernasib sangat baik di dunia, semenjak lahir sampai wafatnya, namun dia kafir kepada Allâh Yang Maha Esa, maka dia akan lupa terhadap kenikmatan dunianya ketika merasakan sedikit siksa dalam neraka, sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih :

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ : يُؤْتَى بِأَنْعَمِ أَهْلِ الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُصْبَغُ فِى النَّارِ صَبْغَةً ثُمَّ يُقَالُ يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا قَطُّ هَلْ مَرَّ بِكَ نَعِيمٌ قَطُّ فَيَقُولُ لاَ وَاللَّهِ يَا رَبِّ. وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا فِى الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيُصْبَغُ صَبْغَةً فِى الْجَنَّةِ فَيُقَالُ لَهُ يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطُّ هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ فَيَقُولُ لاَ وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا مَرَّ بِى بُؤُسٌ قَطُّ وَلاَ رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, dia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada hari kiamat akan didatangkan seseorang yang paling banyak mendapatkan kenikmatan dunia yang termasuk penghuni neraka, lalu dia dicelupkan sekali ke neraka, lalu setelah itu dia ditanya, ‘Wahai anak Adam, apakah kau pernah melihat kebaikan meskipun sedikit ? Apa kau pernah merasakan kenikmatan meskipun sedikit ? ‘ Dia menjawab: ‘Tidak, demi Allâh, wahai Rabb.’
Kemudian akan didatangkan orang paling sengsara di dunia yang termasuk penghuni surga, kemudian dia ditempatkan dalam surga sebentar, setelah itu dia ditanya, ‘Hai anak Adam, apa kau pernah melihat kesengsaraan meski sedikit ? Apa kau pernah merasa kesusahan meski sedikit ? ‘ Dia menjawab, ‘Tidak, demi Allâh, wahai Rabb, aku tidak pernah merasa sengsara sedikit pun dan aku tidak pernah melihat satu kesusahan pun’.” [HR. Muslim]
Dalam masa kehidupan manusia yang pendek di dunia ini akan ditentukan tempat kembali manusia di akhirat nanti. Nasib manusia di akhirat tidak ditentukan dengan umur dunia, semenjak diciptakannya sampai kiamat terjadi, namun ditentukan dalam beberapa tahun saja dari umur dunia. Yaitu dalam umur setiap manusia, bahkan bisa jadi ditentukan dalam beberapa hari, atau beberapa jam, atau beberapa menit saja.
Yaitu ketika manusia itu bertaubat dalam masa hidupnya, dia menyesali perbuatannya, dia memohon ampun kepada Rabbnya, dia beriman dengan ikhlas, dia beramal dengan amal shalih, dia tinggalkan syirik, bid’ah dan maksiat, kemudian meraih ridho Rabbnya di saat detik-detik kematiannya, maka itu akan menghantarkannya menuju kemenangan yang sebenarnya.
Aduhai, alangkah agungnya kemenangan hakiki yang bisa digapai oleh setiap insan.
Aduhai, alangkah agungnya masa depan dalam kebahagian abadi, yang bisa diraih oleh manusia dalam beberapa menit kehidupannya dengan idzin Allâh.
Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bercerita :

أَنَّ عَمْرَو بْنَ أُقَيْشٍ كَانَ لَهُ رِبًا فِى الْجَاهِلِيَّةِ فَكَرِهَ أَنْ يُسْلِمَ حَتَّى يَأْخُذَهُ فَجَاءَ يَوْمَ أُحُدٍ. فَقَالَ : أَيْنَ بَنُو عَمِّى قَالُوا : بِأُحُدٍ. قَالَ : أَيْنَ فُلاَنٌ قَالُوا : بِأُحُدٍ. قَالَ : أَيْنَ فُلاَنٌ قَالُوا : بِأُحُدٍ. فَلَبِسَ لأْمَتَهُ وَرَكِبَ فَرَسَهُ ثُمَّ تَوَجَّهَ قِبَلَهُمْ فَلَمَّا رَآهُ الْمُسْلِمُونَ قَالُوا : إِلَيْكَ عَنَّا يَا عَمْرُو. قَالَ : إِنِّى قَدْ آمَنْتُ. فَقَاتَلَ حَتَّى جُرِحَ فَحُمِلَ إِلَى أَهْلِهِ جَرِيحًا فَجَاءَهُ سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ فَقَالَ لأُخْتِهِ : سَلِيهِ حَمِيَّةً لِقَوْمِكَ أَوْ غَضَبًا لَهُمْ أَمْ غَضَبًا لِلَّهِ فَقَالَ : بَلْ غَضَبًا لِلَّهِ وَلِرَسُولِهِ فَمَاتَ. فَدَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَا صَلَّى لِلَّهِ صَلاَةً

Bahwa ‘Amr bin Uqaisy dahulu memiliki harta riba pada masa jahiliyah dan ia tidak ingin masuk Islam hingga ia mengambil harta tersebut. Kemudian datang waktu perang Uhud, kemudian ia bertanya, “Dimanakah anak-anak pamanku ?” Orang-orang berkata, ‘Di Uhud.’ Ia berkata, “Dimanakah Fulan ?’ Mereka berkata, ‘Di Uhud.’ Ia berkata, “Dimanakah Fulan ?” Mereka berkata, ‘Di Uhud.’ Kemudian ia memakai baju besinya dan menaiki kudanya kemudian ia menuju ke arah mereka. Kemudian tatkala orang-orang Muslim melihatnya mereka berkata; “Menjauhlah engkau dari kami wahai ‘Amr!”. Ia berkata, ‘Aku telah beriman. Kemudian ia bertempur hingga terluka, kemudian ia dibawa kepada keluarganya dalam keadaan terluka. Lalu Sa’d bin Mu’adz datang kepadanya dan berkata kepada saudarinya; tanyakan kepadanya, apakah (dia ikut berperang-red) karena fanatik terhadap kaumnya atau marah karena mereka atau marah karena Allâh ?’ Ia berkata, ‘Marah karena Allâh dan rasul-Nya.’ Kemudian ia meninggal dan masuk surga sementera ia belum pernah melakukan satu shalatpun untuk Allâh.[HR. Abu Dawud; dihasankan oleh syaikh al-Albani]
Dengan penjelasan ini maka jelas bagi kita semua bahwa detik-detik kematian adalah waktu yang paling berbahaya dan paling penting bagi manusia dalam umurnya. Sebagian Ulama menyatakan bahwa sisa umur seorang Mukmin, tidak ternilai harganya’. Maka selayaknya manusia selalu memohon kepada Allâh Azza wa Jalla agar tetap di atas jalan yang lurus dan dianugerahkan husnul khatimah. Ini adalah peringatan dan peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berifrman :

سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَىٰ﴿١٠﴾وَيَتَجَنَّبُهَا الْأَشْقَى﴿١١﴾الَّذِي يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَىٰ﴿١٢﴾ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَىٰ

Orang yang takut (kepada Allâh) akan mendapat pelajaran, dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya. (Yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka). Kemudian dia tidak akan mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup. [al-A’la/87:10-13]
(Disadur dari al-Imân bil Yaumil Akhir, dalam pembahasan Sâ’atul Maut Akh-tharu Lahzhatin fii Umuril Insân; karya Dr. Shalabi; dengan tambahan-tambahan dari rujukan lainnya)

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun XV/1433H/2012M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]

sumber: https://abunamira.wordpress.com/2014/02/05/detik-detik-kematian-penentu-nasib-kehidupan-di-akhirat/

Website-Website Bermanhaj Salaf

http://www.yufid.com/
(Islamic Search Engine – Mesin Pencari Ilmu Islam)http://lidwa.com/app/
(Kitab Hadits Terjemahan)
http://konsultasisyariah.com/
(Konsultasi Syariah)
http://muslim.or.id/soaljawab/
(Tanya-Jawab Agama Islam)
http://www.kajian.net/kajian-audio/Ceramah
(Kumpulan Ceramah/kajian Islam)
http://english.islamway.com/sindex.php?section=erecitorslist
(Download murottal / Qiroah Al Qur’an)
http://www.ahsan.tv/video-kajian/videos
(Download Video Kajian Ilmiyah)
http://yufid.org/mufiidah-perpustakaan-islam-digital/
(Perpustakaan Islam Digital)
=================
WEBSITE ILMU ISLAMhttp://www.alsofwah.or.id/
http://muslim.or.id/
http://www.abuayaz.co.cc/
http://abuzuhriy.com/
http://alqiyamah.wordpress.com/
http://pengusahamuslim.com/
http://almanhaj.or.id/
http://ahlulhadiits.wordpress.com/
http://assunnah-qatar.com/
http://salafiyunpad.wordpress.com/
http://www.salafy.or.id/
http://www.darussalaf.or.id/
http://darussunnah.or.id/
http://almakassari.com/
http://kaahil.wordpress.com/
http://www.mufiidah.net/
http://ekonomisyariat.com/
http://ainuamri.wordpress.com/
http://ahlussunnah.info/
http://www.raudhatulmuhibbin.org/
http://www.daarussunnah.co.nr/
http://salafyitb.wordpress.com/
http://assunnah.web.id/
http://annaufal.co.cc/
http://quranicaudio.com/
http://ulamasunnah.wordpress.com/
http://perpustakaan-islam.com/
http://samuderailmu.wordpress.com/
http://www.desasalaf.co.cc/
http://ngaji-online.com/
http://haditsarbain.wordpress.com/
http://badaronline.com/
http://arabindo.co.nr/
http://moslemsunnah.wordpress.com/
http://www.millahmuhammad.blogspot.com/
=================
WEBSITE AKHWAT, MUSLIMAH DAN REMAJAhttp://muslimah.or.id/
http://remajaislam.com/
http://akhwat.web.id/
http://jilbab.or.id/
http://sobat-muda.com/
http://menikahsunnah.wordpress.com/
http://ummusalma.wordpress.com/
http://shalihah.com/
http://ummushofiyya.wordpress.com/
=================
WEBSITE / BLOG PARA USTADZhttp://www.kajianislam.net/————> Ust Abdullah Hadramihttp://rumaysho.com/—————–> Ust Muhammad Abduhhttp://abusalma.net/——————> Ust Abu Salma Al Atsaryhttp://abusalma.wordpress.com/——-> Ust Abu Salma Al Atsaryhttp://nasihatonline.wordpress.com/—-> Ust Sofyan Chalid Rurayhttp://al-atsariyyah.com/————–> Ust Hammad Abu Muawwiyahhttp://abul-jauzaa.blogspot.com/——-> Ust Abu al Jauzaahttp://firanda.com/——————-> Ust. Firanda Andirjahttp://abuyahyabadrusalam.com/——-> Ust Badrusalam, Lchttp://ustadzkholid.com/————–> Ust Kholid Syamhudi, Lchttp://ustadzaris.com/ —————-> Ust Aris Munandar, SShttp://media-ilmu.com/ ————–> Ust Zainal Abidin, Lchttp://abuhaidar.web.id/ ————–> Ust Abu Haidarhttp://ahmadsabiq.com/ ————–> Ust Ahmad Sabiqhttp://abuzubair.net/ —————–> Ust Abu Zubair Al Hawaryhttp://abumushlih.com/—————-> Ust Abu Mushlihhttp://ustadzfaiz.com/—————–> Ust Ahmas Faiz Asifuddin.http://ustadzmuslim.com/——-> Ust Abu Isma’il Muslim Al Atsarihttp://noorakhmad.blogspot.com/——> Ust Abu Alihttp://abu0dihyah.wordpress.com/—–> Ust Marwanhttp://abuthalib.blogspot.com/——> Ust Andy Abu Thalib al Atsaryhttp://basweidan.wordpress.com/—> Ust Abu Hudzaifah al Atsary, Lc.http://alhujjah.wordpress.com/——–> Ust Abdul Mu’thihttp://adniku.wordpress.com/———> Ust Adni Kurniawan, Lc.http://sabilulilmi.wordpress.com/——> Ust Resa Gunarsa, Lc.http://www.zainalabidin.org/———–>Ust Zainal Abidin, Lc.http://tanyajawabagamaislam.blogspot.com/ Ustadz Abdullah Roy, Lc.http://www.ustadzabuihsan.blogspot.com/ Ust Abu Ihsan Al Atsarihttp://www.alisamanhasan.blogspot.com/ Ust Ali Saman Hasan, Lc.http://fariqgasimanuz.wordpress.com/ Ust Fariq Gazim An-Nuzhttp://abumushlih.com/ ———-> Ust Abu Mushlih Ari Wahyudihttp://muhammad-assewed.blogspot.com/ Ust Muhammad As Sewedhttp://albamalanjy.wordpress.com/–> Ust Abu Ubaidillah Al Bamalanjiyhttp://abiubaidah.com/ ———-> Ust Abu Ubaidah As Sidawihttp://www.serambimadinah.com/> Mahasiswa Univ. Islam Madinah KSAhttp://abuabdurrahman.com/ —> Mahasiswa Univ. Al-Azhar Mesirhttp://addariny.wordpress.com/-> Ust Musyaffa ad Dariniy, Lc.http://abuabdurrahman.com/—-> Ust Abu Abdirrahman (Al Azhar)http://rumahbelajaribnuabbas.wordpress.com/(Ust Abu Khaulah)
=================
SITUS MEDIA ISLAM
TV DAN RADIO STREAMING

1. DAKWAH TVwww.dakwahtv.com
2. SARANA SUNNAH TVhttp://sss-tv.com/
3. AHSAN TV INDONESIA {channel 11VHF}http://ahsan.tv/
4. RODJA TVhttp://www.rodjatv.com/
*****
RADIO ONLINE LENGKAPhttp://belasalafy.wordpress.com/radio-online/
1. RADIO RODJA ~ 756 AM
Area : Jabodetabek, Cileungsi, dan sekitarnya
Alamat Website
http://www.radiorodja.com/
Alamat Streaming http://live.radiorodja.com/
Facebook : http://www.facebook.com/pages/Radio-Rodja-756-AM/69419873083
2. RADIO HANG FM ~ 106 FM
Area : Batam dan sekitarnya
Alamat Website
http://www.hang106.or.id/
Alamat Streaming http://radiohang.sytes.net/
http://www.hang106.or.id:1106/
3. RADIO ASSUNNAH
Area : Cirebon dan sekitarnya
Alamat Website
http://www.radioassunnah.com/
Alamat Streaming : http://live.radioassunnah.com:8020/
4. RADIO MUSLIM
Alamat : Yogyakarta
Alamat Website
http://www.radiomuslim.com/
Alamat Streaming http://live.radiomuslim.com/
5. RADIO SUARA QUR’AN ~ 94,4 FM
Area : Solo dan sekitarnya
Alamat Website
http://www.radioarroyyan.com/
Alamat Streaming http://live.radioarroyyan.com/
6. RADIO AL IMAN
Alamat : Surabaya
Alamat Website
http://alimanradio.or.id/
Alamat Streaming http://live.alimanradio.or.id/
7. RADIO ARROYYAN
Alamat : Gresik
Alamat Website
http://www.radioarroyyan.com/
Alamat Streaming http://live.radioarroyyan.com/
8. RADIO AL BAYAN
Alamat Website http://
Alamat Streaming
http://albayan.sytes.net:8024/
9. RADIO NGAJI ONLINE
Alamat Website
http://www.ngaji-online.com/
Alamat Streaming http://ngaji-online.sytes.net:8006/
10. RADIO TELAGA HATI
Alamat Website
http://abuzubair.net/
Alamat Streaming http://abuzubair.sytes.net:8020/
11. ANNASH RADIO – Jakartahttp://www.annashradio.com/
12. RADIO MU’ADZ – Kendarihttp://www.radiomuadz.com/
13. RADIO SYIAR SUNNAH 981 KHz – Yogyakartahttp://syiarsunnah.com/
14. RADIO HIDAYAH 103.4 FM – Pekanbaruhttp://hidayahfm.com/
*****
MAJALAH
Majalah As Sunnah (
http://majalah-assunnah.com/)
Majalah Al Furqon (
http://www.majalahalfurqon.com/)
Majalah Asy Syariah (
http://asysyariah.com/old.php)
Majalah Qiblati (
http://qiblati.com/)
Majalah EL-FATA (
http://majalah-elfata.com/)
Majalah Al Mawaddah (
http://www.almawaddah.or.id/)
Majalah Assaliim (
http://majalah-assaliim.com/)
Majalah Sakinah (
http://majalahsakinah.com/)
Majalah Adz Dzakhiirah (
http://majalahislami.com/)
=================
MEMBANTAH SYUBHAT DAN FITNAHhttp://tashfiyyah.com/—–> Sedang dalam proses konstruksihttp://belasalafy.wordpress.com/
http://jihadbukankenistaan.com/–> Membantah Paham Teroris Khawarijhttp://www.merekaadalahteroris.com/mat/ (Membantah Paham Khawarij)http://bantahansalafytobat.wordpress.com/
http://www.gensyiah.com/ ———–> Bantahan untuk Agama Syiahhttp://www.hakekat.com/ ————> Bantahan untuk Agama Syiah
=================
SITUS EBOOK
(Info Dari Akh Fandi Satia Engge)
1.
http://kt-b.com/index.htm. Website ini menang dari segi jumlah -mungkin yang terlengkap di dunia maya untuk kitab2 islami- tapi kualitas scannya ga selamanya bagus. Banyak kitab2 jadul, ketikan tahun 80an gitulah…
2. http://www.ahlalhdeeth.com/vb/forumdisplay.php?f=16&pp=50&sort=dateline&order=desc&daysprune=-1. Di subforum ini -yang merupakan salah satu pelopor upload kitab2 di dunia maya- hampir setiap hari ada aja member2 yang ngupload kitab2.
3. http://waqfeya.com/. Website ini menang dari segi kualitas Scan.
4. http://shamela.ws/. Walaupun format kitabnya bukan Scan PDF tapi isi kitab2nya dah di tashih oleh para pengurus [salah satu keunggulannya: nomor halaman disamakan dengan kitab aslinya-ed]. Maktabah Syamilah yang sekarang berbeda dengan maktabah syamilah yang dulu.
5. http://www.pdfbooks.net/vb/furom76.html–> Khusus Tesis dan Disertasi.
=================
WEBSITE ULAMA ISLAM
* Abdul Azhim Badawi (http://www.ibnbadawy.com/)
* Abdul Aziz Alu Syaikh (
http://www.sahab.ws/5600/news/3399.html/)
* Abdul Aziz ar-Rajihi (
http://www.sh-rajhi.com/rajhi/
* Abdul Aziz ar-Rayyis (http://www.islamancient.com/
* Abdul Aziz bin Bazz (http://www.ibnbaz.org.sa/)
* Abdul Aziz Bura’i (
http://www.alburaie.com/new/index.php/)
* Abdul Muhsin Abbad (
http://www.alabad.jeeran.com/)
* Abdul Muhsin Ubaikan (
http://www.obaykan.com/)
* Abdul Qadir al-Arnauth (
http://www.alarnaut.com/)
* Abdullah al-Fauzan (
http://www.alfuzan.islamlight.net/)
* Abdullah azh-Zhafiri (
http://www.sahab.ws/6111/)
* Abdullah Jibrin (
http://www.ibn-jebreen.com/)
* Abdur Razaq Afifi (
http://www.afifyy.com/)
* Abdus Salam Barjas (
http://www.burjes.com/
* Abu Abdil Muiz Firkuz (http://www.ferkous.com/rep/index.php/)
* Abu Ashim al-Ghomidi (
http://www.abouassim.net/)
* Abu Bakr al-Mishri (
http://www.abu-bkr.com/)
* Abu Islam Shalih Thaha (
http://www.abuislam.net/)
* Abu Malik al-Juhanni (
http://www.abumalik.net/)
* Abu Umar al-Utaibi (
http://www.otiby.net/)
* Ahmad Yahya Najmi (
http://www.njza.net/web/)
* Ali Hasan al-Halabi (
http://www.alhalaby.com/)
* Ali Ridha (
http://www.albaidha.net/vb/)
* Ali Yahya al-Haddadi (
http://www.haddady.com/)
* Alwi as-Saqqof (
http://www.dorar.net/)
* Hisyam al-Arifi (
http://www.aqsasalafi.com/)
* Imam al-Ajurri (
http://www.ajurry.com/)
* Kholid al-Mushlih (
http://www.almosleh.com/index.shtml/)
* Lajnah Daimah (
http://www.alifta.com/default.aspx/)
* M Ismail Muqoddam (
http://www.m-ismail.com/)
* M. Abdillah al-Imam (
http://www.sh-emam.com/)
* M. al-Hamud an-Najdi (
http://www.al-athary.net/)
* M. Aman al-Jami (
http://www.aljami.net/)
* M. Ibrahim al-Hamd (
http://www.toislam.net/)
* M. Khalifah Tamimi (
http://www.mediu.org/)
* Majdi Arafat (
http://www.magdiarafat.com/)
* Masyaikh Sudan (
http://www.marsed.org/)
* Masyhur Hasan Salman (
http://www.mashhoor.net/)
* Muhammad Al-Maghrawi (
http://www.maghrawi.net/)
* Muhammad al-Utsaimin (
http://www.ibnothaimeen.com/)
* Muhammad Musa Nashr (
http://m-alnaser.com/
* Muhammad Said Ruslan (http://www.rslan.com/)
* Muqbil bin Hadi (
http://www.muqbel.net/)
* Musthofa al-Adawi (
http://www.aladawy.info/)
* Nashir al-Barrak (
http://albarrak.islamlight.net/)
* Nashirudin al-Albani (
http://www.alalbany.net/)
* Robi’ al-Madkholi (
http://www.rabee.net/)
* Sa’ad al-Hushayin (
http://www.saad-alhusayen.com/)
* Said Abdul Azhim (
http://www.al-fath.net/)
* Salim al-Ajmi (
http://www.sahab.ws/3250/)
* Salim Ied al-Hilali (
http://www.islamfuture.net/)
* Shalih al-Fauzan (
http://www.alfawzan.ws/alfawzan/default.aspx/)
* Shalih as-Suhaimi (
http://www.assuhaimi.com/)
* Shalih Sa’ad as-Suhaimi (
http://WWW.sahab.ws/4435/)
* Sulthan al-Ied (
http://www.sahab.ws/3147/)
* Taqiyudin al-Hilali (
http://www.alhilali.net/)
* Ulama Yaman (
http://WWW.olamayemen.com/html/)
* Wahid Abd Salam Bali (
http://www.waheedbaly.com/)
* Yahya al-Hajuri (
http://www.sh-yahia.net/)
===============
>> Tambahan link yang sangat bermanfaat :http://belasalafy.wordpress.com/link-web-i/
http://belasalafy.wordpress.com/link-web-ii/
http://belasalafy.wordpress.com/web-ln-i/
http://belasalafy.wordpress.com/web-ln-ii/
INFORMASI KAJIAN ILMIYAH
* Jadwal Kajian (http://jadwal.kajian.org/)
* Info Kajian Muslim (
http://muslim.or.id/infokajian/)
sumber : http://muslim.or.id/weblinks
 

Panduan Praktis Tata Cara Wudhu


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Sholat Tidak Sah Tanpa Berwudhu

     Dari Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma, beliau berkata, "Saya mendengan Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم  bersabda, "Tidak ada sholat kecuali dengan thoharoh.." [HR. Muslim no. 224]

     An Nawawi rahimahullah mengatakan, "Hadits ini adalah nash mengenai wajibnya thoharoh untuk sholat. Kaum muslimin telah bersepakat bahwa thoharoh merupakan syarat sah sholat. " [Syarh Muslim, An Nawawi, 3/102, Dar Ihya' At Turots Al 'Arobi, Beirut]

     Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم bersabda, "Sholat salah seseorang di antara kalian tidak akan diterima -ketika masih berhadats- sampai dia berwudhu." [HR. Bukhari no. 6954 dan Muslin no.225]

Tata Cara Wudhu

     Mengenai tata cara berwudhu diterangkan dalam hadits berikut:
Humran pembantu Utsman menceritakan bahwa Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu pernah meminta air untuk wudhu kemudian dia ingin berwudhu. Beliau membasuh kedua telapak tangannya 3 kali, kemudian kumur-kumur diiringi memasukkan air ke hidung, kemudian membasuh mukanya 3 kali, kemudian membasuh tangan kanan sampai ke siku 3 kali,  kemudian mencuci tangan kiri seperti itu juga, kmeudian mengusap kepala, kemudian membasuh kaki kanan sampai mata kaki 3 kali, kemudian kaki kiri seperti itu juga. Kemudian Utsman berkata, "Aku melihat Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم pernah berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian beliau bersabda, "Barang siapa berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian dia sholat dua rakaat dengan kusyuk, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu". Ibnu Syihab berkata, "Ulama kita mengatakan bahwa wudhu seperti ini adalah contoh wudhu yang paling sempurna yang dilakukan seseorang hamba untuk sholat". [HR. Bukhari dan Muslim.]

     Dari hadits ini dan hadits lainnya, kita dapat meringkas tata cara wudhu Nabi صلى ا لله عليه وسلم  sebagai berikut.

1. Berniat -dalam hati- untuk menghilangkan hadats.
2. Membaca basmalah: ;bismillah'.
3. Membasuh kedua telapak tangan sebanyak 3kali.
4. Mengambil air dengan tangan kanan, lalu dimasukkan dalam mulut (berkumur-kumur atau madmadho) dan dimasukkan dalam hidung (istinsyaq) sekaligus -melaluui satu cidukan-. Kemudian air tersebut dikeluarkan (istintsar) dengan tangan kiri. Hal ini dilakukan sebanyak 3kali.
5. Membasuh seluruh wajah sebanyak 3kali dan menyela-nyela jenggot.
6. Membasuh tangan -kanan kemudian kiri- hingga siku dan menyela-nyela jari-jemari.
7. Membasuh kepala 1 kali dan termasuk didalamnya telinga. Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم bersabda, "Kedua telinga termasuk bagian dari kepala." [HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al Albani). Tata cara membasuh kepala ini adalah sebagai berikut, kedua telapak tangan dibasuh dengan air. Kemudian kepala bagian depan dibasahi lalu menarik tangan hingga kepala bagian belakang, kemudian menarik tangan kembali hingga kepala bagian depan. Setelah itu, langsung dilanjutkan dengan memasukkan jari telunjuk ke lubang telinga, sedangkan ibu jari menggosok telinga bagian luar.
8. Membasuh kaki 3 kali hingga ke mata kaki dengan mendahulukan kaki kanan sambil membersihkan sela-sela jemari kaki.

     Berikut catatan penting yang perlu diperhatikan dalam tata cara wudhu diatas.

Niat Cukup dalam Hati

     Yang dimaksud niat adalah al qosd (keinginan) dan al irodah (kehendak). [Lihat Majmu' Al Fatawa, Ibnu Taimiyah, 22/242, Darul Wafa', cetakan ketiga, 1426 H]. Sedangkan yang namanya keinginan dan kehendak pastilah dalam hati, sehingga niat pun letaknya dalam hati.

     Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, "Letak niat adalah di hati bukan di lisan. Hal ini berdasarkan kesepakatan para ulama kaum muslimin dalam segala macam ibadah temasuk sholat, thoharoh, zakat, haji, puasa, memerdekakan budak, jihad dan lainnya." [Al Fatwa Al Kubro, Ibnu Taimiyah, 2/87, Darul Ma'rifah Beirut, cetakan pertama, 1386.]

     Ibnul Qayim rahimahullah mengatakan, "Nabi صلى ا لله عليه وسلم -diawal wudhu- tidak pernah mengucapkan "nawaitu rof'al hadatsi (aku berniat untuk menghilangkan hadats...)". Beliau pun tidak menganjurkannya. Beliau pula tidak ada seseorang sahabatpun yang mengajarkannya. Tidak pula terdapat satu riwayat yang menyebutkan bahwa beliau mengucapkan bacaan tadi." [Zaadul Ma'ad fii Hadyi Khoiril 'Ibad, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, 1/196]

     [Cukuplah kita katakana sebagaimana para ulama ahlussunnah katakana, "Laukaana khairan lasabakuuna ilaihi", "Kalau sekiranya melafadzkan niat itu baik, pasi Nabi صلى ا لله عليه وسلم  dan para sahabat sudah lebih dulu melakukannya" ,ed].

Membasuh Kepala Cukup Sekali

     Ibnu Qayyim menjelaskan, "Nabi صلى ا لله عليه وسلم biasa membasuh kepalanya seluruh dan terkadang beliau membasuh ke depan kemudian ke belakang. Sehingga dari sini sebagian orang mengatakan bahwa membasuh kepala itu dua kali. Akan tetapi, yang tepat adalah membasuh kepala cukup sekali (tanpa diulang). Untuk anggota wudhu lain bias diulang. Namun untuk kepala, cukup dibasuh sekali. Inilah pendapat yang lebih tegas dan Nabi صلى ا لله عليه وسلم  tidak pernah berbeda dengan cara ini.

     Adapun hadits yang membicarakan beliau membasuh kepala lebih dari sekali, terkadang haditsnya shahih, namun tidak tegas. Seperti perkataan sahabat yang menyatakan bahwa Nabi صلى ا لله عليه وسلم berwudhu dengan mengusap tiga kali tiga kali. Seperti pula perkataan bahwa Nabi صلى ا لله عليه وسلم membasuh kepala dua kali. Terkadang pula haditsnya tegas, namun tidak shahih. Seperti hadits Ibnu Al Bailamani dari ayahnya 'Umar bahwa Nabi صلى ا لله عليه وسلم  mengusap tangannya tiga kali dan membasuh kepala juga tiga kali. Namun perlu diketahui bahwa Ibnu Al Bailamani dan ayahnya adalah periwayat yang lemah." [Zaadul Ma'ad, 1/193.]

Kepala Sekaligus Dibasuh dengan Telinga

     Telinga hednaknya dibasuh berbarengan setelah kepala karena telinga adalah bagian dari kepala. Sebagaiman Nabi صلى ا لله عليه وسلم  bersabda,
"Dua telinga adalah bagian dari kepala." (HR. Ibnu Majah, disahihkan oleh Al Albani)

     Ash Shon'ani menjelaskan, "Walaupun sanad hadits ini dikritik, akan tetapi ada berbagai riwayat yang menguatkan satu sama lain. Sebagai penguat hadits tersebut adalah hadits yang mengatakan bahwa membasuh dua telinga sekaligus dengan kepala sebanyak sekali. Hadits yang menyebutkan seperti ini amatlah banyak, ada dari 'Ali, Ibnu 'Abbas, Ar Robi' dat 'Utsman. Semua hadits tersebut bersepakat bahwa membasuh kedua telinga seklaigus bersama kepala dengan melalui cidukan air, sebagaimana hal ini adalah makna zhohir (tekstual) dari kata marroh (yang artinya: sekali). Jika untuk membasuh kedua telinga digunakan air yang baru, tentu tidak dikatakan, "Membasuh kepala dan telinga sekali saja". Jika ada yang memaksudkan bahwa beliau tidaklah mengulangi membasuh kepala dan telinga, akan tetapi yang dimaksudkan adalah mengambil air yang baru, maka ini pemahaman yang jelas keliru.

     Adapun riwayat yang menyatakan bahwa air yang digunakan untuk membasuh kedua telinga berbeda dengan kepala, itu bisa dipahami kalau air yang ada ditangan ketika membasuh kepala sudah kering, sehingga untuk membasuh telinga digunakan air yang baru." [Subulus Salam, Ash Shon'ani, 1/136-137, Mawqi' Al Islam.]

Seluruh Kepala Dibasuh, Bukan Hanya Ubun-Ubun Saja
   Allah Ta'ala berfirman,
"Dan basuhlah kepala kalian." (QS. Al Maidah:6)
Fungsi huruf baa' dalam ayat diatas adalah lil lisoq artinya melekatkan dan bukan li tab 'idh (menyebutkan sebagian). Maknanya sama dengan membasuh wajah ketika tayamum, sebagaimana dalam ayat,
"Dan basuhlah wajah kalian." (QSAl Maidah:6).

Dua dalil di atas masih berada dalam konteks ayat yang sama. Mengusap wajah pada tayamum bukan hanya sebagian (namun seluruhnya) sehingga yang dimaksudkan dengan mengusap kepala adalah mengusap seluruh kapala.

     Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan,
"Apabila ayat yang membicarakan tentang tayamum tidak mengatakan bahwa mash (membasuh) wajah hanya sebagian pada tayamum adalah pengganti wudhu dan tayamum jarang-jarang dilakukan, bagaimana bisa ayat wudhu yang menjelaskan mash (membasuh) kepala cuma dikatakan sebagian saja yang dibasuh padahal wudhu sendiri adalah hukum asal dalam bertoharoh dan sering berulang-ulang dilakukan?! Tentu yang mengiyakan hal ini tidak dikatakan oleh orang yang berakal." [Majmu' Al Fatawa, 21/123]

     Begitu pula terdapat dalam hadits lain dijelaskan bahwa membasuh kepala adalah seluruhnya dan bukan sebagian. Dalilnya,
Dari 'Abdullah bin Zaid, ia berkata, "Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم dating, lalu kami mengeluarkan untuknya air dalam bejana dari kuningan, kemudian akhirnya beliau berwudhu. Beliau mengusap wajahnya 3 kal, mengusap tanganya 2 kali dan membasuh kepalanya, dia menarik kedepan kemudian ditarik ke belakang, kemudian terakhir beliau mengusap kedua kakinya. [HR. Bukhari no. 197]

     Dalam riwayat lain dikatakan, "Beliau membasuh seluruh kepalanya." [HR. Ibnu Khuzaimah(1/81). Al A'zhomi mengatakan bahwa sanad hadits ini shasih.]

     Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan, "Tidak ada satu pun sahabat yang menceritakan tata cara wudhu Nabi yang mengatakan bahwa Nabi صلى ا لله عليه وسلم  hanya mencukupkan dengan membasuh sebagian kepala saja." [Majmu' Al Fatwa, 21/122.] Namun ketika Nabi صلى ا لله عليه وسلم  membasuh ubun-ubun, beliau juga sekaligus membasuh imamahnya. [Shahih Fiqih Sunnah, Abu Malik, 1/118, Al Maktabah At Taufiqiyah.]

     Sedangkan untuk wanita muslimah tata cara membasuh kepala tidak dibedakan dengan pria. Akana tetapi, boleh bagi wanita untuk membasuh khimarnya saja. Akan tetapi, jika ia membasuh bagian depan kapalanya disertai dengan khimarnya, maka itu lebih bagus agar terlepas dari perselisihan ulama. Wallahu a'lam. [Syaikh Fiqih Sunnah, Abu Malik, 1/118, Al Maktabah At Taufiqiyah.]


Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Sumber: www.remajaislam.com (dengan perubahan seperlunya) [Buletin Al-Istiqomah]

Jagalah Sholat, Buatlah Nabi Tersenyum

on Jumat, 27 Maret 2015
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Agungnya kedudukan sholat dalam Islam

Allah Ta'ala berfirman (yang artinya), "Sungguh beruntung orang-orang yang berfirman. Yaitu mereka yang kusyu' dalam sholatnya" (QS. Al-Mu'minun : 1-2)
Sholat adalah amalan yang sangat besar nilainya dan tinggi kedudukannya di dalam Islam. Berikut ini sedikit dalil yang menggambarkan agungnya kedudukan sholat dalam Islam :

1. Rukun Islam yang paling utama setelah syahadat
Nabi صلى ا لله عليه وسلم bersabda, "Islam dibangun di atas lima landasan : persaksian tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan sholat, membayar zakat, haji ke baitullah, dan puasa Ramadhan" (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Perintah langsung dari Allah di atas langit
Sholah adalah ibadah yang Allah perintahkan kepada Rasulullah secara langsung di atas langit ketika beliau mengalami peristiwa isra mi'raj tanpa perantara malaikat, tidak seperti amalan lainnya.

3. Wasiat Nabi di penghujung hayat beliau
Dari 'Ali radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, "Akhir wasiat Nabi صلى ا لله عليه وسلم  adalah : "Jagalah sholat... Jagalah sholat... Bertaqwalah kepada Allah dalam memperlakukan budak kalian" (HR. Ahmad. Dinilai shahih oleh Al Albani)

Bahaya meninggalkan sholat

Allah Ta'ala berfirman (yang artinya), "Maka datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan sholat dan memperturutkan hawa nafsunya. Maka kelak mereka akan menemui ghayy" (QS. Maryam : 59-60)
Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu mengatakan, "Ghayy adalah sungai Jahannam yang memuakkan rasanya dan dalam dasarnya" (Tafsir Ath Thabari, 18/218)
Nabi صلى ا لله عليه وسلم bersabda, "(Pembatas) antara seorang muslim dengan kesyirikan dan kekafiran adalah meninggalkan sholat" (HR. Muslim)
Syaikh 'Abdurrazaq Al Badr mengatakan, "Ulama berselisih pendapat apakah orang yang sengaja meninggalkan sholat sudah keluar dari Islam atau belum?

Adapun ulama yang berpendapat kafirnya orang yang sengaja meninggalkan sholat, mereka punya dalil yang kuat dari Al-Qur'an dan As Sunnah. Minimal, adanya berbagai dalil yang berbicara tentang keadaan orang yang sengaja meninggalkan sholat akan menimbulkan rasa takut yang luar biasa dalam hati seorang muslim jika tidak maksimal menjaga sholat dan menyia-nyiakannya" (Ta'zhimus Shalah, hal. 23 dengan diringkas)

Pembaca yang dimuliakan Allah, sedikit keterangan di atas semoga bisa menggambarkan betapa bahayanya meninggalkan sholat.
Seandainya pun kita melihat realita adanya silang pendapat di kalangan ulama, tentu kita tidak akan merasa nyaman jika ternyata status keislaman kita yang sedang diperselisihkan, apakah kita masih muslim atau Islam kita sudah batal tanpa sadar akibat meninggalkan sholat?

Wajibnya sholat berjama'ah bagi laki-laki
Allah Ta'ala berfirman, "Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku" (QS. Al Baqoroh : 43)
Pada ayat ini, setelah Allah Ta'ala memerintahkan untuk mendirikan sholat, Allah juga memerintahkan agar sholat tersebut ditunaikan secara berjama'ah di rumah Allah.

Nabi صلى ا لله عليه وسلم bersabda, "Sungguh aky berkeinginan untuk menyuruh seseorang hingga sholat didirikan, kemudian ku suruh seseorang mengimami manusia, lalu aku bersama beberapa orang membawa kayu bakar mendatangi sebuah kaum yang tidak menghadiri sholat, lantas aku bakar rumah-rumah mereka" (HR. Bukhari dan Muslim)

Pada hadits di atas, Nabi mengancam orang yang tidak sholat berjama'ah tanpa alasan bahwa rumah mereka akan di bakar. Tentu ancaman keras ini menunjukkan bahayanya tidak ikut sholat berjama'ah bersama kaum muslimin.

Dan masih banyak dalil dari Al-Qur'an dan As Sunnah yang menunjukkan wajibnya sholat berjama'ah bagi laki-laki. Adapun wanita, boleh ikut sholat berjama'ah di masjid selama memperhatikan adab-adab keluar rumah bagi seseorang wanita. Ternyata masalah utama yang menyebabkan sholatnya dinilai batal adalah karena tidak thuma'ninah. Dia bergerak ruku' dan sujud terlalu cepat. (HR. Bukhari & Muslim).

Sholatlah seperti aku sholat
Nabi صلى ا لله عليه وسلم bersabda, "Sholatlah sebagaimana kalian melihat aku sholat" (HR. Bukhari)
Sebagaimana yang sudah diketahui, syarat diterimanya amal ada dua, niat yang ikhlas dan sesuai petunjuk Nabi. Maka, kita harus sholat sebagaimana Nabi sholat, mempelajari rukun dan wajib sholat, tata cara berdirinya Nabi, ruku'nya, sujudnya, dan seluruh hal yang berkaitan dengan kewajiban dalam sholat supaya sholat kita sah.

Keutamaan sholat shubuh dan isya'
Allah Ta'ala berfirman (yang artinya), "Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula sholat) subuh. Sesungguhnya sholat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)." (HR. Bukhari dan Muslim)

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah, sangat disayangkan, sebagian saudara kita banyak melalaikan dua sholat ini, khususnya sholat subuh. Sungguh menabjukkan, betapa banyak orang yang kuat mengangkat beban yang berat untuk dipikul, tapi tidak kuat mengangkat kelopak matanya untuk bangun subuh disebabkan lemahnya iman dan hati.

Jangan meremehkan sholat Ashar
Nabi صلى ا لله عليه وسلم bersabda, "Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama ini. Dan kalian tidak akan saling berdesakkan saat melihat-Nya. Maka jika kalian mampu untuk tidak terlewatkan untuk melaksanakan sholat sebelum terbit matahari (shubuh-pen) dan sebelum terbenamnya (ashar-pen), maka lakukanlah." (HR. Bukhari & Muslim)

Siapa saja diantara kita yang berkeinginan melihat Allah Ta'ala di hari kiamat kelak, hendaknya berusaha menjaga sholat subuh dan ashar.

Sholat mencegah dari perbuatan keji dan munkar
Allah Ta'ala berfirman (yang artinya), "Sesungguhnya sholat mencegah dari perbuatan keji dan munkar" (QS. Al Ankabut : 45)
Syaikh As Sa'di ketika menafsirkan firman Allah Ta'ala (yang artinya), "dan orang yang mendirikan sholat" (QS. Al Baqoroh : 3) mengatakan, "(Pada ayat ini) Allah tidaklah berfirman, 'kerjakanlah sholat'. Karena seseorang tidaklah cukup sekedar mengerjakan sholat dengan melakukan gerakan-gerakan sholat. Tetapi, mendirikan sholat (bukan sekedar mengerjakan-pen) adalah mendirikan secara lahir dengan menyempurnakan rukun sholat, wajib sholat, dan syarat sholat, serta medirikannya secara batin, dengan menghidupkan ruh sholat, yaitu menghadirkan hati ketika sholat dan merenungi setiap bacaan dan gerakkan dalam sholat. Inilah sholat yang Allah katakana, "Sesungguhnya sholat mencegah dari perbuatan keji dan munkar" (Taisir Karimir Rahman, hal. 27)

Merugilah orang yang lalai dalam sholatnya
Allah Ta'ala berfirman yang artinya, "Celakalah orang yang sholat. Yaitu orang yang lalai dalam sholatnya" (QS Al Ma'un : 4-5)

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, "Lalali disini bisa jadi melalaikan waktu sholat dengan menunda pelaksanaan sholat hingga akhir waktu. Ia lakukan ini terus-menerus ataupun seringnya seperti ini. Bisa juga bermakna lalai dalam mengerjakan rukun dan syarat sholat dari yang diperintahkan. Bisa juga bermakna tidak khusyu' dan tidak merenungkan makna-makna yang terkandung (dalam setiap bacaan dan gerakkan sholat)." (Tafsir Ibnu Katsir, 8/493)

Kiat menikmati sholat
Suatu ketika, Nabi صلى ا لله عليه وسلم pernah berkata kepada Bilal, "Wahai Bilal, istirahatkanlah kami dengan sholat!" (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Allah Ta'ala telah menjadikan sholat sebagai media rekreasi hati bagi Nabi صلى ا لله عليه وسلم . Berikut enam poin yang dapat membantu kita untuk menggapai hal ini :
1. Niat yang ikhlash

2. Fokuskan hati hanya mengingat Allah di dalam sholat

3. Meneladani tata cara sholat Nabi

4. Ihsan, yakni beribadah seakan-akan melihat Allah secara langsung. Jika belum bisa, yakinlah bahwa Allah senantiasa melihat gerak-gerik kita.

5. Menyadari bahwa setiap sholat yang kita dirikan, semata-mata adalah karunia dan rahmat Allah semata

6. Dan menyadari  bahwa masih banyak kekurangan yang kita lakukan dalam menjalankan kewajiban sholat ini sehingga kita berusaha lebih maksiman dalam mengerjakan sholat dan senantiasa memohon ampun kepada Allah Ta'ala. (Ta'zimus Shalah, hal. 84-87)

Menghilangkan was-was dalam sholat
Untuk menanggulangi was-was dalam sholat, lakukan dua hal ini :
1. Renungilah setiap ucapan dan gerakkan yang ia lalui dalam sholatnya

2. Hilangkan berbagai hal yang dapat menyibukkan hati dari sholat (Ta'zimus Shalah, hal. 105-108)

Buatlah Nabi tersenyum!
Tatkala Nabu صلى ا لله عليه وسلم sedang menderita sakit yang mengantarkan beliau kembali kepada Allah Ta'ala, beliau berhalangan menunaikan sholat subuh berjama'ah. Diwaktu itu, beliau mencoba melihat apa yang terjadi di luar sana, melongok melihat keadaan para sahabat beliau. Mulailah beliau mendekati jendela kamar beliau dan menyingkap tirai yang menghalangi pandangan beliau dengan masjid, ternyata beliau melihat pemandangan indah di fajar tersebut.

Barisan para sahabat yang dipimpin oleh Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu 'anhu, yang tersusun rapi dalam shaf-shaf sholat subuh berjama'ah di masjid, membuat beliau tersenyum bahagia di tengah parahnya sakit beliau.

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah, beliau tersenyum ketika melihat umat beliau memenuhi masjid, membentuk barisan shaf yang rapih, dan mendirikan sholat karena Allah Ta'ala secara berjama'ah. Tidakkah kita ingin membuat beliau tersenyum?
Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang mendirikan sholat, "Wahai Rabb-ku, jadikanlah aku dan keturunanku termasuk orang yang mendirikan sholat. Ya Rabb kami, perkenankanlah do'a-ku" (QS. Ibrahim : 40)

Penulis : Yananto Sulaimansyah
Sumber : http://buletin.muslim.or.id/